Jakarta, JATMAN Online – Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan destinasi wisata religi mengenai ulama besar dunia Syekh Nawawi al-Bantani di Desa Tanara, Serang, Banten.
Salah satu pengembangan wisata religi oleh UGM yaitu pengembangan Islamic Center. Islamic Center ini nantinya akan menunjukkan perjalanan hidup Syekh Nawawi serta karya-karyanya di daerah kelahirannya. Diharapkan para generasi muda bisa mendapatkan napak tilas perjalanan hidup dan inspirasi dari Sang Ulama.
“Kita ingin menghadirkan kembali sejarah Syekh Nawawi sebagai sarana pendidikan dan sumber inspirasi generasi kini,” kata Dosen Program Studi Agama dan Lintas Budaya, Sekolah Pascasarjana UGM, Achmad Munjid, dalam laman UGM, Kamis (28/7).
Ulama dan intelektual kelahiran Banten ini dikenal luas di Timur Tengah dan Eropa. Ia pernah menjadi imam Masjidil Haram Arab Saudi dan sudah menulis 115 karya yang meliputi bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir dan hadis. Syekh Nawawi meninggal di Mekah pada tahun 1897 pada usia 84 tahun.
Munjid mengatakan kepada pemkab Serang pengembangan Islamic Center di desa Tanara sebagai pusat preservasi, riset dan komunikasi tentang sejarah Syekh Nawawi dan pusat studi Islam secara luas.
Menurutnya ada beberapa peninggalan tokoh tersebut di Desa Tanara, yakni peninggalan masjid jami’ Tanara, rumah tempat lahir, lokasi tempat ia belajar dan menulis kitab.
“Kita ingin mendorong revitalisasi sejarah lisan seputar Syekh Nawawi lewat para akademisi, ulama senior, tokoh, dan budayawan melalui revitalisasi semua peninggalan beliau di Tanara,” jelasnya
Pembangunan museum sejarah Syekh Nawawi ini, lanjutnya, sangat penting dan relevan terutama untuk generasi sekarang. Ia menyebut di abad ke-19 dari Serang telah muncul ulama dengan karya dan pengaruh berkelas global.
“Apa yang bisa diraih generasi Banten dan Indonesia pada abad 21? Ini, inspirasi masa silam dan aspirasi masa depan agar kita selalu sadar sejarah untuk mengukir sejarah,” ujarnya
Alumni Temple University Amerika Serikat ini menyampaikan, pembangunan kawasan wisata religi Syekh Nawawi bertujuan untuk mengelola khazanah Islam di tanah air melalui sejarah tokoh islam nusantara. Ia menilai pembangunan wisata religi ini bisa bekerjasama dengan universitas dan lembaga akademik di Banten dan kampus-kampus yang memiliki prodi relevan terhadap pusat kajian islam.
“Sebagai pusat riset, kajian, pengembangan dan penopang agar museum Syekh Nawawi menjadi mitra akademik lembaga pendidikan dan pusat edukasi masyarakat yang efektif,” ucapnya.
Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa, mengapresiasi kajian dari tim UGM dalam pengembangan wisata religi Syekh Nawawi al-Bantani. Menurutnya, kajian tersebut sejalan dari keinginan Bupati Serang yang ingin menjadi Tanara sebagai pusat kawasan wisata religi mengenang tokoh islam kelahiran Serang, Banten.
“Kita ingin mengembangkan semacam petilasan Syekh Nawawi Al-Bantani di Tanara menjadi kebanggan masyarakat Banten. Dari membangun islamic center, masjid, dan pusat kajian selain keberadaan wisata pantai dan pemandangan alam yang ada di sana,” ungkapnya.