Connect with us

Berita

Tarekat Muhammadiyah Resmikan Zawiyah Baru

Published

on

Pangkep, JATMAN.OR.ID: Antusias masyarakat muslim menyelami dunia tasawuf semakin meningkat. Berdasarkan beberapa informasi, setiap tahun maupun momen-momen tertentu, seorang mursyid memberikan sanad ijazah tarekat kepada masyarakat dari berbagai kalangan.

Di sisi lain, diskusi keagamaan terasa lebih sempurna jika menyentuh wilayah ihsan, yaitu kajian aspek tasawuf amali. Fenomena tersebut menjadikan seorang muslim mencari penuntun menjalankan syariat dan hakikat agama berdasarkan tuntunan seorang syaikh atau mursyid. 

Banyaknya undangan dari berbagai daerah untuk mengambil sanad ijazah tarekat dan hasrat meniti jalan ruhani melalui tarekat serta pembukaan zawiyah diluar kota Makassar, maka dengan izin Allah dan ikhtiar musyawarah khadim tarekat dengan majelis Ikhwan, dilaksanakanlah agenda kegiatan tersebut.

Tiga agenda kegiatan dilaksanakan selama dua hari. Perjalanan dimulai hari Sabtu pagi  tanggal 14 November 2020 pukul 07.30 Wita dengan titik lokasi di Pes. Zamzam. Agenda pertama adalah peresmian zawiyah Ikhwan Kab. Pangkep, berlokasi di jalan Basuki Rahmat No. 5 belakang kantor Pemadam Kebakaran (DAMKAR).

Agenda kedua, menghadiri peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. tahun 1422 H dan penganugerahan ijazah Sanad Tarekat, Sabtu, 14 November 2020 / 29 Rabiul Awal 1422 H. pukul 19.30 Wita di Masjid Al-Munir Ma’had Aly As’adiyah Sengkang di jalan Andi Unru jalur dua Sengkang Kabupaten Wajo. Sebanyak 87 anggota baru dibai’at langsung Khadim Tarekat Al-Muhammadiyah As-Sanusiyah Al-Idrisiyah Indonesia, Syekh Dr. K.H. Baharuddin Abduh Al-Shafa, MA.

Menurut keterangan Rois Majelis Ikhwan Tarekat Al-Muhammadiyah Al-Sanusiyah Al-Idrisiyah Kabupaten Wajo, KM. H. Muhammad Subhan, S. Ag., M. Pd.I mengatakan, “Bahwa suatu kesyukuran tersendiri bagi ikhwan Kabupaten Wajo, kerana daerah pertama menerima SK, merapakan nomor urut pertama yang ada di daerah. Majelis Ikhwan juga  sudah aktif merealisasikan program-program kerja. Kita di Wajo setiap malam Jum’at melaksanakan zikir bersama, dan setiap ahad pagi dilakukan pengajian melalui zoom yang dibawakan oleh guru-gurutta,” ucap Rais Ikhwan Wajo.

Sementara, Khadim Tarekat Al-Muhammadiyah Indonesia, mengatakan bahwa, “Kita sudah bentuk 12 kepengurusan di daerah, nanti program-program kita, di daerah ada pengajian Jum’atan secara serentak, dan setiap 3 bulan dilaksanakan Majelis Ikhwan Provinsi, dan zikir akbar oleh Majelis Ikhwan pusat,” Ungkap Khadim Tarekat Al-Muhammadiyah.

Dalam kesempatan itu Syekh Dr. K. H. Baharuddin Abduh Al-Shafa yang merupakan alumni Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang itu juga menjelaskan pentingnya manusia bertarekat, karena menurutnya orang ber-syariah (fiqih) tidak bertarekat (tasawuf) itu kosong.

“Tarekat itu penting, karena dalam bertarekat, disitu dipelajari persoalan akhlak, makanya kalau ada orang ber-fiqhi tanpa bertarekat (tasawuf) biasa selalu ingin berdebat, merendahkan orang lain, karena belum masuk dalam persoalan ihsan,” jelasnya.

Untuk diketahui, Peringatan Maulid Nabi besar Muhammad saw. diikuti zikir jamaah, sekaligus pembaiatan anggota baru itu dihadiri pengurus Tarekat Muhammadiyah Al-Sanusiyah Al-Idrisiyah Indonesia pusat, Provinsi dan Makassar serta jamaah tarekat dan majelis Ikhwan Kab. Wajo.

Agenda ketiga, adalah memenuhi undangan Rais Majelis Ikhwan Kab. Bone, yaitu ust. H. Saharuddin, S. Ag., M. Pd. Penganugerahan ijazah dan pengukuhan majelis Ikhwan Masjid Nuruttijarah berlangsung sukses dan penuh khusyu’ seraya mengharap keberkahan dari Allah swt. dan Rasul, begitupun dari para masyaikh tarekat dalam sanad tarekat. Posisi majelis Ikhwan yang baru dilantik ini dalam mensosialisasikan tarekat kepada masyarakat sangat strategis, karena berada di pasar Sentral Lama Watampone. hari Ahad 15 November 2020 pukul 10.00 Wita.[Hardianto]

Berita

Hadiri Ngaji Bulanan Pesma Daarusshohabah, Kiai Nafi Jelaskan Pentingnya Tasawuf

Published

on

Jakarta, JATMAN Online – Khodimut Thariqah Naqsabandiyah KH. Ahmad Nafi menjelaskan setelah tarbiyah syariat, selanjutnya tarbiyah qulub. Ilmu tasawuf, memperbaiki nafsu, membuka hijab. Orang yang sudah bersyariat, berfiqih, bertasawuf maka itulah orang yang sampai pada hakikat.

“Hakikat adalah sempurnanya iman. Yakni, dalam kitab Lathoiful Isyaroh, hidupnya kalbu bersama Allah kapanpun, dimanapun, dengan siapapun. Kita tidak hanya mencegah hawa nafsu saat ibadah, tapi saat dalam pekerjaan,” kata Kiai Nafi saat mengadiri Pengajian Bulanan di Pesantren Mahasiswa Daarusshohabah, Jalan Pemuda Asli II No. 20 RT 03/03, Rawamangun, DKI Jakarta, Kamis (14/09/2023).

Pengasuh PP Raden Rahmat Sunan Ampel Jember ini menyampaikan kalau baik dengan orang yang baik itu wajar. Kalau hati bersih, ketemu orang maksiat atau buruk atau kriminal saja selalu husnuzon.

“Gimana caranya bersih hati? Kita harus tawadlu berhadapan dengan orang maksiat. Itu diterangkan dalam kitab Nasoihul ibad, caranya lihatlah bahwa rahmat Allah mungkin diberikan pada siapapun yang dikehendaki-Nya, sekalipun manusia itu ahli maksiat. Jika dia mendapat hidayah, bisa husnul khatimah. Kita tidak bisa menjamin bisa husnul khotimah,” jelasnya.

“Bencilah pada perilakunya, jangan benci pada orangnya. Ketika kita tidak bisa tawadlu, berarti ada kesombongan dalam hati,” tambahnya.

Menurut Kiai Nafi, cita-cita mulia adalah baik di dunia dan akhirat, tercegah dari neraka, masuk surga tanpa melihat neraka, tanpa hisab. Gimana caranya? Jadilah orang-orang pilihan Allah. Jadilah orang-orang yang shalih (ibadah dan muamalah).

“Ibadah jangan jasmani saja, isi juga dengan ruhaniyah, sambung dengan Nur Nabi, yakni sambunglah dengan orang-orang yang menjadi jalan menuju Allah. Jadilah orang yang bisa menjadi sahabat terbaik bagi semua orang,” ungkapnya.

Continue Reading

Berita

Sebarluaskan Tarekat, JATMAN Jateng dan DIY Gelar Manaqib Kubra

Published

on

Semarang, JATMAN Online – Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al Mu’tabaroh an Nahdliyyah (JATMAN) Idaroh Wustho Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY) menggelar Manaqib Kubro di Pondok Pesantren Al-Mukhlisin Nyatnyono, Ungaran, Semarang, Sabtu (9/9/2023).

Manaqib Kubro, Istighosah, Bahtsul Masail, Temu Mursyid, dan Pengajian Akbar murupakan kegiatan rutin keliling 6 bulan sekali di 41 Syu’biyyah yang ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Manaqib Kubro ini turut dihadiri oleh perwakilan pengurus Idarah Aliyyah, pengurus Idarah Wustho Jateng dan DIY, Pengurus Syu’biyyah, para masyaikh dan habaib, serta TNI – Porli setempat dan tamu undangan lainnya.

Menurut Mudir JATMAN Jateng KH Ahmad Sa’id Lafif, Musyawarah Idaroh Wustho merupakan program JATMAN yang rutin dilakukan satu tahun dua kali.

“Program ini akan berkelanjutan terus menerus merupakan bagian Khidmah kita terhadap Thoriqoh.Musyawarah Idharoh Wustho ini bentuk komunikasi yang baik, sehingga menjalankan JATMAN Jateng berkembang pesat memberikan manfaat bagi masyarakat luas,’’ katanya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal JATMAN Idaroh Aliyyah KH. Mashudi dalam sambutannya menyampaikan atas nama JATMAN Idaroh Aliyyah mengapresiasi kegiatan pengajian akbar dan manaqib kubro ini

“Sejak pagi sampai sekarang dengan pengajian akbar dan tadi kita mengikuti bersama-sama maulidurrasul, kami yakin bahwa ini adalah arena untuk menjadikan majelis ini majelis yang mubarak. Sepulang dari mejelis ini semuanya diberkahi oleh Allah subhanahu wa ta’ala,” katanya.

Kiai Mashudi menjelaskan mejelis seperti inilah yang dikemas dan dikawal oleh JATMAN menjadi salah satu ngerem datangnya kiamat.

“Tidak akan terjadi kiamat selagi masih ada orang yang wirid dzikir Allah, Allah, Allah. Itulah garapan dari JATMAN, mengistiqomahkan wirid. Jadi, barangsiapa yang diberikan kekuaran berdzikir maka yang bersangkutan akan diberi tanda-tanda kewalian,” jelasnya.

“Jadi, JATMAN itu bukan hanya diikuti oleh bapak-bapaknya saja tapi ibu-ibunya juga berthoriqoh. Polisi berthoriqoh, tantara berthoriqoh. Mari kita do’akan dengan didampingi TNI-POLRI JATMAN semakin besar. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin,” tambahnya.

Mudah-mudahan majelis ini, lanjutnya, menjadikan kita semakin cinta kepada Rasululah shalallahu ‘alaihi wassalam. Ketika kita berkhidmah kepada Allah maka segala sesuatu akan tunduk kepada kita.

“Itulah sebabnya JATMAN sedang mengembangkan salah satu lajnah, yaitu lajnah Wathonah (Wanita Thoriqoh an Nahdliyyah). Kemudian lajnah MATAN (Mahasiswa Ahlith Thoriqoh al Mu’tabah an Nahdliyyah),” paparnya.

“Mudah-mudahan semua program yang sudah direncanakan oleh Idarah Aliyyah berserta Idaroh Wustho, Syu’biyyah, Ghusniyyah, dan Sa’afiyyah Se-Indonesia dimudahakan Allah dan akhirnya JATMAN menjadi jam’iyyah salah satu yang bisa mengamankan Indonesia yang kita cintai ini, menjadi Indonesia semakin hebat dan maju,” ungkapnya.

Continue Reading

Berita

Gus Yaqut Ajak Umat Islam Gelar Shalat Istisqa

Published

on

By

Jakarta, JATMAN Online – Seiring dengan kemarau panjang yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, yang membuat sejumlah wilayah mengalami kekeringan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) mengajak umat Islam untuk menggelar Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan.

“Kementerian Agama mengajak umat Islam untuk melaksanakan Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan,” kata Gus Yaqut di Jakarta, Jumat (15/09).

Ia mengatakan sesuai dengan namanya, al-istisqa’, adalah meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya). Para ulama fikih mendefinisikan Shalat Istisqa sebagai shalat sunah muakkadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan.

Shalat Istisqa pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW, seperti yang dikisahkan lewat hadis riwayat Abu Hurairah RA.

Menurut Gus Yaqut, Shalat Istisqa menjadi bagian dari ikhtiar batin sekaligus bentuk penghambaan kepada Allah SWT.

“Memohon agar Allah menurunkan hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda. Amin,” ujarnya.

Adapun pelaksanaan Shalat Istisqa sama dengan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Sesudah Takbiratul Ihram, melakukan takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali takbir pada rakaat kedua.

Setelah membaca Surat Al-Fatihah dan lainnya, lalu rukuk, sujud hingga duduk tahiyyat kemudian salam.

Khatib lalu menyampaikan khutbah sama seperti khutbah Idul Fitri dan Idul Adha. Khutbah dianjurkan mengajak umat Islam untuk bertobat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.

Continue Reading

Facebook

Arsip

Trending