Connect with us

Berita

Syekh Yunus Ajak Masyarakat Waspadai Kelompok Thariqah yang Menyimpang

Published

on

Jakarta, JATMAN Online – Ketua Majelis Ifta Idaroh Wustho JATMAN DKI Jakarta Syekh KH. Muhammad Yunus Abdul Hamid At-Tijani  menyampaikan kepada pengurus Syu’biyah Jakarta Utara agar merapatkan barisan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya mengikuti thariqah mu’tabaroh.

“Thariqah Mu’tabaroh adalah thariqah, metode pendekatan diri kepada Allah yang mempunyai sanad muttashil, nyambung sampai ke hadrat Rasulullah saw.” kata Syekh Yunus dalam acara Konsolidasi wa Ifthar Jama’i Pengurus Idaroh Wushto JATMAN DKI Jakarta dan Pengurus Idaroh Syu’biyah JATMAN se-DKI Jakarta, Sabtu (16/4) di Yayasan Pondok Pesantren Al-Miftahiyah Kali Baru, Cilincing, Jakarta Utara.

“Sambungan ini ada dua ada yang melalui sahabat sampai kepada muassis thariqah. thariqah yang sanadnya melalui sahabat itu dikenal dengan nama thariqotus sufiyah. Ada thariqah yang punya sanad langsung dari Nabi kepada muassisnya yang demikian itulah thariqah Muhammadiyah sehingga kemarin ada rame-rame bilang apa, ngelebur thariqah kemudian dia bilang thariqah Muhammadiyah, kapan dapat sanad langsung dari Rasulullah saw? jadi kalo tidak begitu ya klaim itu adalah klaim palsu. Naudzuillah, jika tidak bertaubat maka resikonya su’ul khotimah. hati-hati.” ujar Syekh Yunus.

Syekh Yunus juga mengungkapkan pentingnya memiliki sosok guru dalam mengamalkan suatu thariqah. Dan pengamal thariqah harus betul-betul melihat sosok mursyid yang diikutinya.

“Amalan thariqah itu harus dibimbing oleh murobby, guru tarbiyah. kalau dalam fiqih yang membimbing guru ta’lim namaya.jadi dalam thariqah perlu murobby, murobby ruh yang membimbing ruh kita agar supaya pertama hati bersih dari kotoran-kotoran sehingga mencapai ikhlas. ikhlas itu sulit perjalanan panjang.” kata Syekh Yunus.

“Jadi amalannya punya sanad, kemudian aturannya ada, ada syurutut thariqah makanya semua thariqah mesti mempunyai literatur. penting kita mempelajari bukan hanya isi kitabnya bagaimana tapi dengan orang yang mengamalkan isi kitab itu. dan guru yang bisa menjelaskan untuk bisa mengamalkan dengan baik harus guru yang punya sanad, kemudian selanjutnya adalah juga orang yang mendapatkan limpahan warisan dari guru yang punya sanad. kenapa akhir-akhir ini kok ada cekcok di masyarakat, saya penerusnya saya penerusnya, setelah ditanya sanadnya dari mana? saksinya ada? tidak ada.” ujar Syekh Yunus.

Kemudian, Syekh Yunus menambahkan hendaknya pengurus JATMAN dan masyarakat mewaspadai kelompok-kelompok yang mengatasnamakan thariqah tapi sebenarnya menyimpang dari pemahaman dan ajaran thariqah yang mu’tabaroh.

“Jadi klaim seperti itu bahaya, jadi kalo orang megklaim punya sanad tapi tidak punya sanad itu (sama saja) mencalonkan diri su’ul khotimah, karena apa? berbohong atas nama rasulullah saw. yang dibohongi tidak tanggung-tanggung, amalan khususiyahya.” jelas Syekh Yunus.

“Karena ini urusannya kenabian, urusan risalah  urusan kerasulan yang dilanjutkan oleh para ulama dipalsukan saja dosa besar, akan tetapi kalau memalsukan pekerjaannya wali maka berlaku hadis qudsi yang meyatakan,

من عاد لي وليّاً فقد آذنته بالحرب
“Barang siapa memusuhi wali-Ku maka sesungguhka aku menyatakan perang terhadapnya, ” (HR. Bukhari).” kata Syekh Yunus.

“Termasuk juga bermain-main dengan amalan wali, tidak dapat warisan bilang dapat warisan. kan ada. Jadi, dengan orang tua saja yang punya warisan kepada anak-anakya ketika warisan itu tidak dibagi sesuai dengan ketentuan (maka) zalim dengan orang lain termasuk juga zalim dengan yang punya, lah bagaimana menzalimi Auliya mengklaim punya amalan ini itu, meyebarkan untuk kepentingan pribadinya bukan lillah, ini bahaya besar.” terang Syekh Yunus.

“Jadi kami berkumpul, JATMAN DKI secara khusus berkumpul salah satu tujuannya adalah untuk kita konsolidasi merapatkan barisan karena di akhir zaman seperti ini badut-badut tasawuf berkeliaran. hati-hati” tegas Syekh Yunus.

Selain itu, Syekh Yunus juga mengusulkan kepada Mudir Idaroh Wustho DKI Jakarta agar setelah Ramadhan nanti pengurus-pengurus syu’iyah se-DKI Jakarta dikumpulkan untuk kemudian dilakukan penataran apa itu thariqah mutaaroh agar memastikan pengurus JATMA minimal  mengenal thariqah dan merupakan pengamal thariqah.

“Karena apa, ya ini, kalo tidak ngerti nanti pesugihan dianggap thariqah. jadi amalan yang bisa ini, bisa kaya raya langsung. kan banyak kan, kalo sudah janjinya kaya raya pasti, kalo sudah janjinya naik pangkat pasti. Ini biar masyarakat tidak terkecoh. dan pengurus khususnya ngerti apa yang mereka pegang. yang mereka pegang adalah permata-permata agama yang secara khusus punya rasulullah yang mendapat amanah dari Allah swt.” jelas Syekh Yunus.

Turut hadir dalam acara tersebut, Mudir JATMAN Idaroh Wustho DKI Jakarta KH. Muhammad Danial Nafis, Majelis Ifta Idaroh Syu’biyah JATMAN Jakarta Utara dan Pengasuh Ponpes Al-Miftahiyah KH. Nasihin Zain, Dewan Ifta KH. Muhammad Yahya dan Kyai Bahroni, Mudir dan Wakil Mudir Idaroh Syu’biyah Jakarta Utara Ustadz H. Ali Syahbana dan Kyai Abdul Mughni, Rois Syuriah MWCNU Cilincing Kyai Fathurrohim Shona, Serta para Ulama, Kiai dan pengurus JATMAN Idaroh Syu’biyah Jakarta Utara.

Pewarta: As’ad Syamsul Abidin

Editor: Warto’i

Berita

Hadiri Ngaji Bulanan Pesma Daarusshohabah, Kiai Nafi Jelaskan Pentingnya Tasawuf

Published

on

Jakarta, JATMAN Online – Khodimut Thariqah Naqsabandiyah KH. Ahmad Nafi menjelaskan setelah tarbiyah syariat, selanjutnya tarbiyah qulub. Ilmu tasawuf, memperbaiki nafsu, membuka hijab. Orang yang sudah bersyariat, berfiqih, bertasawuf maka itulah orang yang sampai pada hakikat.

“Hakikat adalah sempurnanya iman. Yakni, dalam kitab Lathoiful Isyaroh, hidupnya kalbu bersama Allah kapanpun, dimanapun, dengan siapapun. Kita tidak hanya mencegah hawa nafsu saat ibadah, tapi saat dalam pekerjaan,” kata Kiai Nafi saat mengadiri Pengajian Bulanan di Pesantren Mahasiswa Daarusshohabah, Jalan Pemuda Asli II No. 20 RT 03/03, Rawamangun, DKI Jakarta, Kamis (14/09/2023).

Pengasuh PP Raden Rahmat Sunan Ampel Jember ini menyampaikan kalau baik dengan orang yang baik itu wajar. Kalau hati bersih, ketemu orang maksiat atau buruk atau kriminal saja selalu husnuzon.

“Gimana caranya bersih hati? Kita harus tawadlu berhadapan dengan orang maksiat. Itu diterangkan dalam kitab Nasoihul ibad, caranya lihatlah bahwa rahmat Allah mungkin diberikan pada siapapun yang dikehendaki-Nya, sekalipun manusia itu ahli maksiat. Jika dia mendapat hidayah, bisa husnul khatimah. Kita tidak bisa menjamin bisa husnul khotimah,” jelasnya.

“Bencilah pada perilakunya, jangan benci pada orangnya. Ketika kita tidak bisa tawadlu, berarti ada kesombongan dalam hati,” tambahnya.

Menurut Kiai Nafi, cita-cita mulia adalah baik di dunia dan akhirat, tercegah dari neraka, masuk surga tanpa melihat neraka, tanpa hisab. Gimana caranya? Jadilah orang-orang pilihan Allah. Jadilah orang-orang yang shalih (ibadah dan muamalah).

“Ibadah jangan jasmani saja, isi juga dengan ruhaniyah, sambung dengan Nur Nabi, yakni sambunglah dengan orang-orang yang menjadi jalan menuju Allah. Jadilah orang yang bisa menjadi sahabat terbaik bagi semua orang,” ungkapnya.

Continue Reading

Berita

Sebarluaskan Tarekat, JATMAN Jateng dan DIY Gelar Manaqib Kubra

Published

on

Semarang, JATMAN Online – Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al Mu’tabaroh an Nahdliyyah (JATMAN) Idaroh Wustho Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY) menggelar Manaqib Kubro di Pondok Pesantren Al-Mukhlisin Nyatnyono, Ungaran, Semarang, Sabtu (9/9/2023).

Manaqib Kubro, Istighosah, Bahtsul Masail, Temu Mursyid, dan Pengajian Akbar murupakan kegiatan rutin keliling 6 bulan sekali di 41 Syu’biyyah yang ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Manaqib Kubro ini turut dihadiri oleh perwakilan pengurus Idarah Aliyyah, pengurus Idarah Wustho Jateng dan DIY, Pengurus Syu’biyyah, para masyaikh dan habaib, serta TNI – Porli setempat dan tamu undangan lainnya.

Menurut Mudir JATMAN Jateng KH Ahmad Sa’id Lafif, Musyawarah Idaroh Wustho merupakan program JATMAN yang rutin dilakukan satu tahun dua kali.

“Program ini akan berkelanjutan terus menerus merupakan bagian Khidmah kita terhadap Thoriqoh.Musyawarah Idharoh Wustho ini bentuk komunikasi yang baik, sehingga menjalankan JATMAN Jateng berkembang pesat memberikan manfaat bagi masyarakat luas,’’ katanya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal JATMAN Idaroh Aliyyah KH. Mashudi dalam sambutannya menyampaikan atas nama JATMAN Idaroh Aliyyah mengapresiasi kegiatan pengajian akbar dan manaqib kubro ini

“Sejak pagi sampai sekarang dengan pengajian akbar dan tadi kita mengikuti bersama-sama maulidurrasul, kami yakin bahwa ini adalah arena untuk menjadikan majelis ini majelis yang mubarak. Sepulang dari mejelis ini semuanya diberkahi oleh Allah subhanahu wa ta’ala,” katanya.

Kiai Mashudi menjelaskan mejelis seperti inilah yang dikemas dan dikawal oleh JATMAN menjadi salah satu ngerem datangnya kiamat.

“Tidak akan terjadi kiamat selagi masih ada orang yang wirid dzikir Allah, Allah, Allah. Itulah garapan dari JATMAN, mengistiqomahkan wirid. Jadi, barangsiapa yang diberikan kekuaran berdzikir maka yang bersangkutan akan diberi tanda-tanda kewalian,” jelasnya.

“Jadi, JATMAN itu bukan hanya diikuti oleh bapak-bapaknya saja tapi ibu-ibunya juga berthoriqoh. Polisi berthoriqoh, tantara berthoriqoh. Mari kita do’akan dengan didampingi TNI-POLRI JATMAN semakin besar. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin,” tambahnya.

Mudah-mudahan majelis ini, lanjutnya, menjadikan kita semakin cinta kepada Rasululah shalallahu ‘alaihi wassalam. Ketika kita berkhidmah kepada Allah maka segala sesuatu akan tunduk kepada kita.

“Itulah sebabnya JATMAN sedang mengembangkan salah satu lajnah, yaitu lajnah Wathonah (Wanita Thoriqoh an Nahdliyyah). Kemudian lajnah MATAN (Mahasiswa Ahlith Thoriqoh al Mu’tabah an Nahdliyyah),” paparnya.

“Mudah-mudahan semua program yang sudah direncanakan oleh Idarah Aliyyah berserta Idaroh Wustho, Syu’biyyah, Ghusniyyah, dan Sa’afiyyah Se-Indonesia dimudahakan Allah dan akhirnya JATMAN menjadi jam’iyyah salah satu yang bisa mengamankan Indonesia yang kita cintai ini, menjadi Indonesia semakin hebat dan maju,” ungkapnya.

Continue Reading

Berita

Gus Yaqut Ajak Umat Islam Gelar Shalat Istisqa

Published

on

By

Jakarta, JATMAN Online – Seiring dengan kemarau panjang yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, yang membuat sejumlah wilayah mengalami kekeringan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) mengajak umat Islam untuk menggelar Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan.

“Kementerian Agama mengajak umat Islam untuk melaksanakan Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan,” kata Gus Yaqut di Jakarta, Jumat (15/09).

Ia mengatakan sesuai dengan namanya, al-istisqa’, adalah meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya). Para ulama fikih mendefinisikan Shalat Istisqa sebagai shalat sunah muakkadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan.

Shalat Istisqa pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW, seperti yang dikisahkan lewat hadis riwayat Abu Hurairah RA.

Menurut Gus Yaqut, Shalat Istisqa menjadi bagian dari ikhtiar batin sekaligus bentuk penghambaan kepada Allah SWT.

“Memohon agar Allah menurunkan hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda. Amin,” ujarnya.

Adapun pelaksanaan Shalat Istisqa sama dengan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Sesudah Takbiratul Ihram, melakukan takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali takbir pada rakaat kedua.

Setelah membaca Surat Al-Fatihah dan lainnya, lalu rukuk, sujud hingga duduk tahiyyat kemudian salam.

Khatib lalu menyampaikan khutbah sama seperti khutbah Idul Fitri dan Idul Adha. Khutbah dianjurkan mengajak umat Islam untuk bertobat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.

Continue Reading

Facebook

Arsip

Trending