Connect with us

Berita

Resmi Ditutup, Ini Rincian Pemenang MTQ JQHNU 2023

Published

on

Tanah Laut, JATMAN Online – Pimpinan Pusat Jamiyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (PP JQHNU) mengumumkan daftar pemenang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional Ke-9 dan MTQ Internasional Ke-3 di Kota Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Kamis (7/9/2023).

Ketua Umum PP JQHNU KH Saifullah Ma’shum menyampaikan MTQ bukan ajang untuk menunjukkan siapa paling baik dan menang. Lebih dari itu, MTQ adalah sarana untuk melawan beragam konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia.

Oleh karena itu, ia menaruh harapan besar kepada para qari dan qariah untuk dapat menebar alunan Al-Qur’an sampai ke seluruh pelosok Indonesia dan dunia.

“Rangkaian alunan Al-Qur’an dikembangkan di seluruh tanah air bahkan di seluruh dunia,” katanya saat memberikan sambutan penutupan MTQ Nasional Ke-9 dan MTQ Internasional Ke-3 JQHNU.

Dilansir dari NU Online, Kiai Saifullah menegaskan bahwa penyelenggaraan MTQ ini sebagai syiar dalam rangka memperkuat persaudaraan antarbangsa.

“Musabaqah untuk mendengungkan tema kemanusiaan, perdamaian, persaudaraan antarbangsa dan antarmanusia,” ucapnya.

Pengumuman pemenang ini didasarkan pada Surat Keputusan Nomor 01/A/SK/Dewan Hakim/9/2023 yang dibacakan Ustadz Zahid Lukman, Sekretaris Umum PP JQHNU.

Berikut ini daftar pemenang MTQ Internasional dan nasional JQHNU:

MTQ Internasional

Qari Terbaik

1. Sayyeid Musthofa Hussein dari Iran

2. Ahmad Khairi Novandra dari Indonesia

3. Aiman Ridwan dari Malaysia

Qari Harapan

1. Abdul Wadud dari Bangladesh

2. Akrom dari Thailand

3. Ruhul Amin dari India

MHQ 30 Juz Internasional

Hafiz Terbaik

1. Zahran Auzan dari Indonesia

2. Muhammad Jakareya dari Bangladesh

3. Agung dari Indonesia

Hafiz Harapan

1. Iqbal Haris dari Indonesia

2. Furqon dari Thailand

3. Shahrul Hanifi bin Shahrul Yusri dari Malaysia

MTQ Nasional

Qari Terbaik Putra

1. Ahmad Khairi Novandra dari PW JQHNU Sumatra Utara

2. Muhammad Mas’ud dari PW JQHNU Jawa Tengah

3. Shiddiq Min Syafawi dari PW JQHNU Kalimantan Selatan

Qari Harapan Putra

1. Habibi Hasan PW JQHNU Sulawesi Selatan

2. Wahyu Andi Saputra dari PW JQHNU Jawa Barat

3. Tantan Kital Barizo dari PW JQHNU DI Yogyakarta

Qariah Terbaik Putri

1. Dina Andriana dari PW JQHNU Kalimantan Selatan

2. Maesarah dari PW JQHNU Nusa Tenggara Barat (NTB)

3. Yanti Susanti dari PW JQHNU Banten

Qariah Harapan Putri

1. Darmawati Sua dari PW JQHNU Sulawesi Selatan

2. Lusiana Carli dari PW JQHNU Sumatra Selatan

3. Khairul Bariyyah dari Kalimantan Barat

MTQ Qiraah Sab’ah bil Mujawwad Nasional

Qori Terbaik Putra

1. Syahruddin dari PW JQHNU Kalimantan Selatan

2. Baharuddin dari PW JQHNU Sulawesi Selatan

3. H Dede Syamsuddin dari PW JQHNU Jawa Barat

Qari Harapan Putra

1. M Rohani dari PW JQHNU Jawa Tengah

2. Muhammad Iqbal Syaiful dari dari PW JQHNU Sumatera Utara

3. Abdul Minan dari PW JQHNU Lampung

Tilawah Qiraah Sab’ah Bil Mujawwad Putri

Qari’ah Terbaik Putri

1. Nurul Aliyah dari PW JQHNU Kalimantan Selatan

2. Manzilatur Rohmah dari PW JQHNU Jawa Timur

3. Aisopiah dari PW JQHNU Jawa Barat

Qari’ah Harapan Putri

1.Sri Wahyuningsih dari PW JQHNU Sumatera Utara

2. Amelia Yulistina dari PW JQHNU Sumatera Selatan

3. Siti Badiatul dari PW JQHNU Jawa Tengah

MHQ 30 Juz Nasional

Hafiz Terbaik Putra

1. Zahran Auzan dari PW JQHNU Sumatra Utara

2. Agung dari PW JQHNU Sulawesi Selatan

3. Iqbal dari PW JQHNU Jawa Timur

Hafiz Harapan Putra

1. M Ikhsan Mubarok dari PW JQHNU Sulawesi Tengah

2. M Haikal Afdi dari PW JQHNU NTB

3. Zainul Hifzi dari PW JQHNU Kalimantan Selatan

Hafizah Terbaik Putri

1. Aulia Al Husan dari PW JQHNU Sulawesi Selatan

2. Nuriyah dari PW JQHNU Kalimantan Selatan

3. Surotul Muqofah dari PW JQHNU Jawa Tengah

Hafizah Harapan Putri

1. Ummu Nahda dari PW JQHNU Banten

2. Aisy Maziyah dari PW JQHNU DI Yogyakarta

3. Masayu Dewi dari PW JQHNU Jawa Timur

Berita

Hadiri Ngaji Bulanan Pesma Daarusshohabah, Kiai Nafi Jelaskan Pentingnya Tasawuf

Published

on

Jakarta, JATMAN Online – Khodimut Thariqah Naqsabandiyah KH. Ahmad Nafi menjelaskan setelah tarbiyah syariat, selanjutnya tarbiyah qulub. Ilmu tasawuf, memperbaiki nafsu, membuka hijab. Orang yang sudah bersyariat, berfiqih, bertasawuf maka itulah orang yang sampai pada hakikat.

“Hakikat adalah sempurnanya iman. Yakni, dalam kitab Lathoiful Isyaroh, hidupnya kalbu bersama Allah kapanpun, dimanapun, dengan siapapun. Kita tidak hanya mencegah hawa nafsu saat ibadah, tapi saat dalam pekerjaan,” kata Kiai Nafi saat mengadiri Pengajian Bulanan di Pesantren Mahasiswa Daarusshohabah, Jalan Pemuda Asli II No. 20 RT 03/03, Rawamangun, DKI Jakarta, Kamis (14/09/2023).

Pengasuh PP Raden Rahmat Sunan Ampel Jember ini menyampaikan kalau baik dengan orang yang baik itu wajar. Kalau hati bersih, ketemu orang maksiat atau buruk atau kriminal saja selalu husnuzon.

“Gimana caranya bersih hati? Kita harus tawadlu berhadapan dengan orang maksiat. Itu diterangkan dalam kitab Nasoihul ibad, caranya lihatlah bahwa rahmat Allah mungkin diberikan pada siapapun yang dikehendaki-Nya, sekalipun manusia itu ahli maksiat. Jika dia mendapat hidayah, bisa husnul khatimah. Kita tidak bisa menjamin bisa husnul khotimah,” jelasnya.

“Bencilah pada perilakunya, jangan benci pada orangnya. Ketika kita tidak bisa tawadlu, berarti ada kesombongan dalam hati,” tambahnya.

Menurut Kiai Nafi, cita-cita mulia adalah baik di dunia dan akhirat, tercegah dari neraka, masuk surga tanpa melihat neraka, tanpa hisab. Gimana caranya? Jadilah orang-orang pilihan Allah. Jadilah orang-orang yang shalih (ibadah dan muamalah).

“Ibadah jangan jasmani saja, isi juga dengan ruhaniyah, sambung dengan Nur Nabi, yakni sambunglah dengan orang-orang yang menjadi jalan menuju Allah. Jadilah orang yang bisa menjadi sahabat terbaik bagi semua orang,” ungkapnya.

Continue Reading

Berita

Sebarluaskan Tarekat, JATMAN Jateng dan DIY Gelar Manaqib Kubra

Published

on

Semarang, JATMAN Online – Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al Mu’tabaroh an Nahdliyyah (JATMAN) Idaroh Wustho Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY) menggelar Manaqib Kubro di Pondok Pesantren Al-Mukhlisin Nyatnyono, Ungaran, Semarang, Sabtu (9/9/2023).

Manaqib Kubro, Istighosah, Bahtsul Masail, Temu Mursyid, dan Pengajian Akbar murupakan kegiatan rutin keliling 6 bulan sekali di 41 Syu’biyyah yang ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Manaqib Kubro ini turut dihadiri oleh perwakilan pengurus Idarah Aliyyah, pengurus Idarah Wustho Jateng dan DIY, Pengurus Syu’biyyah, para masyaikh dan habaib, serta TNI – Porli setempat dan tamu undangan lainnya.

Menurut Mudir JATMAN Jateng KH Ahmad Sa’id Lafif, Musyawarah Idaroh Wustho merupakan program JATMAN yang rutin dilakukan satu tahun dua kali.

“Program ini akan berkelanjutan terus menerus merupakan bagian Khidmah kita terhadap Thoriqoh.Musyawarah Idharoh Wustho ini bentuk komunikasi yang baik, sehingga menjalankan JATMAN Jateng berkembang pesat memberikan manfaat bagi masyarakat luas,’’ katanya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal JATMAN Idaroh Aliyyah KH. Mashudi dalam sambutannya menyampaikan atas nama JATMAN Idaroh Aliyyah mengapresiasi kegiatan pengajian akbar dan manaqib kubro ini

“Sejak pagi sampai sekarang dengan pengajian akbar dan tadi kita mengikuti bersama-sama maulidurrasul, kami yakin bahwa ini adalah arena untuk menjadikan majelis ini majelis yang mubarak. Sepulang dari mejelis ini semuanya diberkahi oleh Allah subhanahu wa ta’ala,” katanya.

Kiai Mashudi menjelaskan mejelis seperti inilah yang dikemas dan dikawal oleh JATMAN menjadi salah satu ngerem datangnya kiamat.

“Tidak akan terjadi kiamat selagi masih ada orang yang wirid dzikir Allah, Allah, Allah. Itulah garapan dari JATMAN, mengistiqomahkan wirid. Jadi, barangsiapa yang diberikan kekuaran berdzikir maka yang bersangkutan akan diberi tanda-tanda kewalian,” jelasnya.

“Jadi, JATMAN itu bukan hanya diikuti oleh bapak-bapaknya saja tapi ibu-ibunya juga berthoriqoh. Polisi berthoriqoh, tantara berthoriqoh. Mari kita do’akan dengan didampingi TNI-POLRI JATMAN semakin besar. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin,” tambahnya.

Mudah-mudahan majelis ini, lanjutnya, menjadikan kita semakin cinta kepada Rasululah shalallahu ‘alaihi wassalam. Ketika kita berkhidmah kepada Allah maka segala sesuatu akan tunduk kepada kita.

“Itulah sebabnya JATMAN sedang mengembangkan salah satu lajnah, yaitu lajnah Wathonah (Wanita Thoriqoh an Nahdliyyah). Kemudian lajnah MATAN (Mahasiswa Ahlith Thoriqoh al Mu’tabah an Nahdliyyah),” paparnya.

“Mudah-mudahan semua program yang sudah direncanakan oleh Idarah Aliyyah berserta Idaroh Wustho, Syu’biyyah, Ghusniyyah, dan Sa’afiyyah Se-Indonesia dimudahakan Allah dan akhirnya JATMAN menjadi jam’iyyah salah satu yang bisa mengamankan Indonesia yang kita cintai ini, menjadi Indonesia semakin hebat dan maju,” ungkapnya.

Continue Reading

Berita

Gus Yaqut Ajak Umat Islam Gelar Shalat Istisqa

Published

on

By

Jakarta, JATMAN Online – Seiring dengan kemarau panjang yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, yang membuat sejumlah wilayah mengalami kekeringan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) mengajak umat Islam untuk menggelar Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan.

“Kementerian Agama mengajak umat Islam untuk melaksanakan Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan,” kata Gus Yaqut di Jakarta, Jumat (15/09).

Ia mengatakan sesuai dengan namanya, al-istisqa’, adalah meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya). Para ulama fikih mendefinisikan Shalat Istisqa sebagai shalat sunah muakkadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan.

Shalat Istisqa pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW, seperti yang dikisahkan lewat hadis riwayat Abu Hurairah RA.

Menurut Gus Yaqut, Shalat Istisqa menjadi bagian dari ikhtiar batin sekaligus bentuk penghambaan kepada Allah SWT.

“Memohon agar Allah menurunkan hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda. Amin,” ujarnya.

Adapun pelaksanaan Shalat Istisqa sama dengan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Sesudah Takbiratul Ihram, melakukan takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali takbir pada rakaat kedua.

Setelah membaca Surat Al-Fatihah dan lainnya, lalu rukuk, sujud hingga duduk tahiyyat kemudian salam.

Khatib lalu menyampaikan khutbah sama seperti khutbah Idul Fitri dan Idul Adha. Khutbah dianjurkan mengajak umat Islam untuk bertobat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.

Continue Reading

Facebook

Arsip

Trending