Connect with us

Uncategorized

Raker LD-PCNU Kota Bogor, Penguatan Dakwah Wasathiyah Aswaja

Published

on

Kota Bogor, JATMAN Online – Maraknya dakwah-dakwah yang berbau provokasi dan memecah belah umat Islam saat ini menjadikan Islam sebagai momok yang tidak lagi rahmatan lil alamin, Karena hal itu hilang setelah dakwah yang bernarasi negatif tersebar di mana-mana. Maka LD-PCNU hadir di tengah fenomena para dai provokator yang sangat membahayakan keutuhan NKRI ini sebagai solusi umat.

Peranan LD-PCNU kota Bogor sudah mulai terasa sejak dua tahun terakhir ini, banyak pos-pos di instansi pemerintah yang berhasil diisi oleh LD-PCNU Kota Bogor baik dalam kajian atau khotbah jumat. Bahkan dalam rapat kerja kali ini LD-PCNU yang mengusung tema “Penguatan Dakwah Wasathiyah Aswaja Al-Nahdhiyah” memiliki asa yang besar untuk menyejukan kota Bogor lewat mimbar-mimbar khotbah di Kota Bogor.

Sambutan membuka raker KH. Musthofa Abdullah bin Nuh menyampaikan bahwa LD-PCNU Kota Bogor harus menciptakan para pendakwah yang tidak arogan merasa dirinya paling benar, di mana saat ini banyak para pendakwah yang merasa paling faqih dan ahli dalam bidang tertentu.

“Justru kita harus mampu menyampaikan dakwah dengan keramahan dan kerendahan hati”, Ujar Abah Toto (panggilan akrab) Rois Syuriah PCNU Kota Bogor.

Kegiatan Rapat kerja LD-PCNU digelar selama dua hari di Villa Wasila Cijeruk, Kabupaten Bogor (10/12) Jum’at.

Hadir pada pada raker tersebut pengurus harian PCNU kota Bogor dan pengurus lengkap LD-PCNU kota Bogor.

Beberapa program kerja yang akan digiatkan untuk tahun depan, di antaranya yaitu mengadakan Youth Camp untuk para Rohis SMA/SMK/MA sebagai upaya deradikalisasi pada usia remaja di kota Bogor, menyelenggarakan pelatihan Imam & Khatib di kota Bogor dan program-progam lainnya. (red. Abdul Mun’im Hasan)

Uncategorized

Hirarki Kemursyidan dalam Thoriqoh Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah

Published

on

Disela-sela acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Pesantren Fasihuddin Pasir Putih yang diasuh Kiai Asnawi Ridwan (Selasa, 12/09/2023), saya menyempatkan diri untuk bertanya langsung kepada Romo K.H. Achmad Chalwani Nawawi selaku Mursyid Hirarki Kemursyidan dalam Thoriqoh Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah (TQN) sekaligus Pengasuh Ponpes An-Nawawi Berjan Purworejo, tentang hirarki kemursyidan dalam TQN. Hal itu mengingat ada sebagian ikhwan thariqah Kota Depok yang mempertanyakan keabsahan seseorang menjadi mursyid pada saat guru mursyidnya masih hidup (satu zaman).

Sesaat sebelum Romo K.H. Achmad Chalwani menyampaikan ceramah maulid, beliau menjelaskan bahwa dalam tradisi Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN) yang didirikan oleh Syeikh Ahmad Khatib Sambas –sebagai perpaduan 2 thoriqoh besar, yakni: Qodiriyah dan Naqsyabandiyah– telah menjadi kelaziman bahwa seorang Mursyid TQN berhak mengangkat mursyid dan khalifah. Hal itu sebagaimana dilakukan sendiri oleh Syeikh Ahmad Khatib Sambas selaku guru mursyid yang memiliki banyak murid, beliau mengangkat beberapa khalifah untuk menyebarkan TQN di seantero Nusantata, di antaranya: Syeikh Abdul Karim (Banten), Syeikh Thalhah (Cirebon), Syeikh Ahmad Hasbullah (Madura), dan lainnya.

Lebih lanjut, Romo K.H. Achmad Chalwani menjelaskan bahwa maqam (kedudukan) khalifah dalam TQN sama dengan mursyid yang memiliki kewenangan untuk melakukan talqin atau bai’at bagi orang lain yang ingin berintima’ (bergabung) menjadi pengamal TQN. Beliau menambahkan bahwa Kesetaraan kedudukan dan kewenangan seorang khalifah sebagai mursyid dalam TQN juga berlaku dalam kelompok TQN dari jalur sanad lainnya. Hanya saja dalam perkembangannya ada perbedaan istilah yang digunakan. Misalnya dalam TQN jalur K.H. Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin atau populer dengan nama Abah Anom (Suryalaya Tasikmalaya) istilah yang dipakai untuk menunjuk seorang khalifah adalah wakil talqin. Dalam thoriqoh selain TQN istilah yang digunakan juga beragam, seperti: muqaddam, naqib, badal mursyid dan lain sebagainya.

Romo K.H. Acmad Chalwani menegaskan bahwa istilah wakil talqin versi TQN Suryalaya sejatinya sama dengan khalifah, yang berarti setara dengan mursyid sebagaimana dalam TQN Chalwaniyah. Namun, dalam perspektif TQN Suryalaya bahwa wakil talqin tidak selevel dengan maqam mursyid. Seiring dengan itu, sebagaimana hujjah TQN Suryalaya yang beredar selama ini, bahwa Abah Anom hingga wafat tidak menunjuk atau mengangkat seorang mursyid dari sekian banyak wakil talqin sebagai penerusnya. Hal inilah yang kemudian menyebabkan isykal (problem) di kalangan internal TQN Suryalaya pasca wafatnya Abah Anom. Bahkan hingga saat ini menyebabkan friksi berkepanjangan di internal TQN Suryalaya. Carut marut TQN Suryalaya pun makin kisruh dengan fenoma Abah Aos yang mengklaim dirinya sebagai Mursyid TQN menggantikan Abah Anom. Apalagi belakangan Abah Aos menunjukkan prilaku “nyeleneh” bahkan cenderung “ngawur”. Ironisnya, Sang Mursyid ngawur ini seringkali mencari pembenaran (justifikasi) atas perilakunya dengan mencatut kebesaran nama Abah Anom dan TQN.

Di akhir jawaban, Romo K.H. Ahmad Chalwani menegaskan kembali bahwa kedudukan khalifah sama dengan mursyid dalam lingkup TQN. Adapun istilah-istilah lain yang muncul hanya menunjukkan perbedaan sebutan, tapi tidak menggeser substansi dan makna. Pakem inilah yang secara turun-temurun dipegang erat oleh Romo K.H. Achmad Chalwani sesuai dengan jalur sanad TQN yang beliau dapatkan. Sebagai catatan bahwa beliau mendapatkan ijazah khirqoh TQN dari Kakaknya K.H. Masduki Nawawi, dari ayahnya K.H. Nawawi Shidiq dari ayahnya K.H. Shidiq Zarkasyi dari ayahnya K.H. Zarkasyi dari gurunya K.H. Abdul Karim dari gurunya Syeikh Ahmad Khatib Sambas.

Untuk memperkuat jawaban, beliau juga menceritakan bahwa sang Ayah (K.H. Nawawi Shidiq) mengangkat para khalifah sebagai mursyid mutlak (bukan badal) untuk menyebarluaskan TQN di beberapa wilayah dengan kewenangan untuk melakukan talqin atau bai’at bagi orang-orang yang ingin menjadi penganut atau pengamal TQN. Beliau menuturkan bahwa jika ada orang luar daerah yang ingin berbai’at TQN, K.H. Nawawi Shidiq mengarahkan atau menganjurkan agar mereka mangambil bai’at TQN melalui khalifah yang telah beliau tunjuk sebagai mursyid di daerah masing-masing. Hal ini tentu saja untuk lebih memudahkan masyarakat yang ingin berthoriqoh untuk mengambil sanad dari mursyid TQN terdekat.

Sejalan dengan itu, dalam beberapa kesempatan yang berbeda Romo K.H. Achmad Chalwani sering menegaskan pentingnya berthoriqoh dengan mengambil bai’at atau talqin dari mursyid yang tersambung sanadnya. Beliau pun mengutip Surat Maryam, ayat 86:

لا يملكون الشفاغة إلا من اتخذ عن الرحمن عهدا

“Mereka tidak berhak mendapatkan syafa’at (pertolongan) kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi (Allah) Yang Maha Pengasih”.

Menurut beliau, yang dimaksud ayat ini adalah orang-orang yang telah mengambil bai’at atau talqin berupa dzikrullah melalui mursyid atau khalifah atau wakil talqin atau muqaddam (atau istilah lainnya yang berbeda-beda) yang sanadnya tersambung kepada Rasulullah SAW kepada Malaikat Jibril AS kepada Allah SWT.

Walhasil, terkait dengan hal tersebut di atas, Romo K.H. Achmad Chalwani Nawawi selaku Mursyid TQN Chalwaniyah telah mengangkat Kiai Asnawi Ridwan Pengasuh Ponoes Fasihuddin Pasir Putih Sawangan Depok sebagai Mursyid TQN Depok yang diberikan kewenangan untuk melakukan talqin, bai’at serta memimpin serankaian aktivitas dan ritual TQN. Menurut beliau pengangkatan tersebut sebagaimana lazimnya dilakukan dalam TQN, yakni melalui ijazah khirqoh serta disaksikan oleh pengamal TQN Chalwaniyah di Ponpes An-Nawawi Berjan Purworejo beberpa waktu yang lalu.

Wallaahu A’lam Bisshowaab…

Penulis: Fatkhuri Wahmad, Merupakan Anggota Majlis Ifta’ Wal Irsyad JATMAN Kota Depok

Continue Reading

Berita

Resmi Ditutup, Muktamar Sufi Internasional di Pekalongan Hasilkan 9 Rekomendasi

Published

on

Pekalongan, JATMAN Online – World Sufi Assembly Conference 2023 atau Muktamar Sufi Internasional yang berlangsung pada 29 hingga 31 Agustus 2023 telah resmi ditutup oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) di Sahid Convention Center, Pekalongan, Jawa Tengah, pada Kamis (31/8/2023).

Habib Ali Hasan Al-Bahr dan Syech Riadh Baso dalam pembacaan rekomendasi hasil Muktamar mengatakan, konferensi sufi internasional ke-4 yang menghadirkan lebih dari 70 tokoh dari berbagai belahan dunia yang terdiri dari para cendikiawan, syekh tarekat, akademisi, ekonom, pakar media, serta partisipasi luas tarekat sufi dan tokoh agama dari dalam dan luar negeri ini mengambil tema: Karya Sufi Kontemporer di Dunia yang Dinamis.

“Para ulama dan peneliti yang hadir telah menyampaikan paparan dan rekomendasi dalam 4 tema dan 8 sesi, yakni bidang pendidikan Sufi dan dampaknya pada penyucian jiwa sejumlah 10 paparan. Ekonomi dan pembangunan berkelanjutan sebanyak 5 paparan. Media dan pembentukan opini publik dan Universitas Al-Ihsan sejumlah 10 paparan, dan peran utama tasawuf dalam membangun manusia dan peradaban sebanyak 10 paparan,” ujar Habib Ali.

Disampaikan, paparan-paparan tersebut mencakup aspek pendidikan, perilaku, investasi, pembangunan, pertanian dan kemandirian, yaitu:

1. Para peserta muktamar menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Yang Mulia Presiden Republik Indonesia yang telah mensponsori konferensi ini dan kepada Habib Lutfi bin Ali bin Yahya Ketua Umum Majelis Sufi Dunia atas penyelenggaraan forum ini dan atas keberhasilannya dalam memilih tema muktamar ini, serta untuk masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Pekalongan pada khususnya atas sambutan hangat dan keramahtamahan mereka, tidak lupa ucapan terima kasih ditujukan kepada semua orang yang telah berusaha untuk menyukseskan kegiatan konferensi yang efektif ini.

2. Muktamar ini menyerukan pengintegrasian, pengaturan, dan institusionalisasi upaya-upaya tarekat Sufi, serta membentuk divisi yang bertugas membuat perencanaan, kajian, strategi-strategi kerja sufi kontemporer, memverifikasi asal-usul tarekat dan mendokumentasikannya.

3. Muktamar ini mengajak tarekat-tarekat Sufi untuk mengembangkan metodologi investasi di bidang pertanian, proyek pembangunan berkelanjutan dan program energi terbarukan untuk mencapai swasembada ekonomi, serta menyerukan kesadaran untuk mengurangi polusi yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim.

4. Muktamar menyeru tarekat-tarekat Sufi untuk berkontribusi secara efektif pada pembentukan pasar ekonomi bersama dan bekerjasama secara terbuka dengan kamar dagang, dan sektor industri dan pertanian, serta melakukan koordinasi yang baik di antara mereka, yang mengarah pada upaya saling melengkapi dan kemajuan ekonomi.

5. Muktamar menyeru tarekat-tarekat Sufi agar berkontribusi dalam bidang pendidikan dan pengajaran (sekolah dan universitas) untuk menambahkan sentuhan keimanan bernafaskan sufistik dan untuk menempuh segala hal yang dapat membantu generasi dalam mendapatkan pengetahuan agama dari sumber murni Islam dengan empat dimensinya (Islam, Iman, Ihsan, Fiqih Realitas dan Perubahan) untuk menghadapi perilaku dan penyimpangan yang dihadapi anak-anak muda akibat pengaruh media dan media sosial.

6. Para peserta muktamar menyerukan untuk mempertahankan pelaksanaan muktamar ini setiap tahun di negara yang menjadi kantor pusat Majelis Sufi Dunia dan mengajak berkontribusi secara kolektif untuk mendukung majelis, menyelenggarakan muktamar turunan (serupa) di berbagai wilayah Islam lainnya, berkontribusi dan berpatisipasi dalam muktamar Sufi yang diadakan oleh pihak lain.

7. Peserta muktamar menyeru pemerintah dan masyarakat untuk melestarikan norma-norma keluarga dan masyarakat, dan menentang segala bentuk propaganda global berupa hal-hal yang bertentangan dengan fitrah yang suci dan mengubah ciptaan Tuhan, seperti LGBT, penyimpangan seksual, dan sejenisnya.

8. Muktamar memutuskan untuk mendirikan kantor-kantor cabang di setiap benua, berdasarkan kebutuhan yang bertugas memperkenalkan Majelis Sufi Dunia, mengembangkan investasi di bidang ekonomi, dakwah, pendidikan dan media, serta membentuk portofolio investasi untuk mendukung proyek-proyek majelis. Konferensi juga memutuskan untuk membentuk komite khusus yang bertugas menindaklanjuti segala sesuatu yang berkaitan dengan pendirian Universitas Al-Ihsan, serta mencari sumber pendanaan untuk tujuan ini. Selain itu, juga membentuk komite yang bertugas; mempelajari pendirian lembaga media yang dapat dipergunakan untuk memproduksi publikasi media dan menyebarluaskan nilai-nilai tasawuf, mendirikan stasiun TV satelit, dan mencari sumber dana untuk terlaksananya tujuan ini.

9. Muktamar menyerukan saudara-saudara kita di Sudan, Nigeria, Libya, Yaman, Suriah dan negara-negara lain yang menderita kerusuhan internal untuk mengedepankan dialog dan kepentingan nasional, menghindari chaos, penggunaan senjata, bentu-bentuk kekerasan dan (politik) pecah belah, serta memberikan kesempatan kepada bijak bestari dan cendekiawan untuk menyelesaikan masalah yang dipersengketakan melalui dialog. Konferensi juga menyeru tarekat-tarekat sufi untuk mengerahkan seluruh daya dan upayanya guna memperbaiki hubungan dan menyebarkan koeksistensi damai di antara komponen masyarakat. Terakhir, tentunya terus-menerus berupaya untuk memberikan solusi bagi problematika besar dunia Islam di Yerusalem dan Palestina.

Continue Reading

Uncategorized

1.500 Personel Gabungan Disiagakan Jelang Muktamar Sufi Internasional di Pekalongan

Published

on

Apel Gelar Pasukan untuk pastikan 1.500 personel gabungan siap amankan rangkaian Muktamar Sufi Internasional di Pekalongan, Jumat (25/8/2023)

Pekalongan, JATMAN Online –  Sebanyak 1.500 Personel gabungan yang terdiri dari aparat TNI, Polri dan stakeholder terkait disiagakan untuk mengamankan rangkaian Muktamar Sufi Internasional atau Multaqo Sufi Al-Alami di Kota Pekalongan pada 29–31 Agustus 2023 mendatang.

Aparat keamanan juga melibatkan Pemerintah Kota Pekalongan yakni Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan,  Pemadam Kebakaran, hingga organisasi masyarakat untuk membantu pengamanan.

“Kami juga meminta bantuan personel dari eks Wilayah jajaran Pekalongan maupun Polda Jateng. Total personel yang dikerahkan ada sekitar 1.500 orang karena rangkaian kegiatan Muktamar Sufi Internasional ini ada di beberapa titik lokasi, mulai tanggal 28 sampai 31 Agustus 2023,” kata Kapolres Pekalongan Kota AKBP A Recky Robertho usai memimpin Apel Gelar Pasukan di Lapangan Mataram, Kota Pekalongan pada Jumat pagi (25/8/2023).

Kapolres AKBP Recky mengatakan, melalui apel gelar pasukan ini pihaknya ingin memastikan kalau kegiatan Muktamar Sufi Internasional yang akan diikuti oleh kurang lebih 60 ulama dari luar negeri dan ribuan ulama dari dalam negeri ini berjalan aman lancar dan kondusif.

Ia berharap, tidak hanya para peserta Muktamar Sufi Internasional saja yang merasakan aman dan nyaman selama berada di Kota Pekalongan. “Tetapi juga masyarakat Kota Pekalongan juga harus aman dan nyaman selama pelaksanaan kegiatan ini,” kata Kapolres.

“Harapannya tentu pengamanan dari stakeholder terkait ini bisa sinergis sehingga kegiatan Muktamar Sufi Internasional Tahun 2023 di Kota Pekalongan ini bisa berjalan baik dan lancar,” ungkap Kapolres.

AKBP Recky menambahkan kegiatan skala Internasional ini tentu menjadi suatu kebanggaan dan kehormatan bagi warga Kota Pekalongan.

“Karena kegiatan ini tidak di semua tempat dilaksanakan, sehingga kita pastikan bertanggungjawab untuk keamanan di wilayah Kota Pekalongan,” tegas Kapolres Recky.

Sementara itu, Dandim 0710/Pekalongan Letkol Inf Rizky Aditya, melalui Kasdim 0710/Pekalongan Mayor Kavaleri Akhmad Thohir menambahkan pada dasarnya semua kegiatan yang menyangkut tugas dan jati diri TNI, Polri dan Pemda itu, modalnya adalah ikhlas. Jika melaksanakan tugas dilandasi dengan rasa ikhlas maka akan berhasil.

“Laksanakan kegiatan pengamanan ini dengan santun, merakyat, jangan sekali sekali menyakiti ataupun merugikan masyarakat,” tegasnya.

“Secara teknis nanti di lapangan, antar personel harus kenal, saling kerja sama, dan bertanggung jawab dengan tugas masing masing. Saat melaksanakan kegiatan ini, personel diminta tingkatkan kewaspadaan dan jangan lengah,” kata Kasdim Mayor Tohir.

Rangkaian acara Muktamar Sufi Internasional akan dimulai dari Senin, 28 Agustus 2023. Diawali registrasi peserta di Gedung Kanzus Sholawat.

Perhelatan akbar tingkat internasional ini sendiri rencananya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto selaku Ketua Panitia Pusat, dan Maulana Habib Luthfi bin Ali bin Yahya sebagai ketua Ketua World Sufi Assembly (WSA) atau Majelis Sufi Dunia pada 29 Agustus 2023 di Sahid Convention Center, Kota Pekalongan.

Continue Reading

Facebook

Arsip

Trending