Bogor, JATMAN Online – Peringatan Haul Gus Dur ke-12 di gedung PPIB Kota Bogor, menjadi moment indah kumpulnya pemuka agama se-Kota Bogor (30/12) Kamis Malam.
Presiden ke empat RI biasa di sapa Gus Dur memiliki keunikan tersendiri, beliau sebagai Kiai, cucu pendiri organisasi Nahdlatul Ulama namun jiwa dan raganya untuk rakyat Indonesia.
Sosok pemimpin yang mengayomi semua umat kepercayaan, sebagai Guru Bangsa yang selalu di kenang oleh seluruh rakyat Indonesia walau Gus Dur sudah 12 Tahun telah tiada, ajaran, gagasan dan nilai-nilai universalnya terasa hingga kini.
Peringatan wafatnya menjadi momentum untuk merifresh kembali ajaran, gagasan untuk bangsa ini, sehingga pada acara Haul ke-12 ini bertemakan ‘Menghidupkan dan melanjutkan ajaran, gagasan dan warisan Gus Dur di Kota Bogor’.
Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa Kota Bogor ibu Dewi Fatimah saat sambutannya menyampaikan bahwa Gus Dur merupakan Guru kita, juga sebagai Guru bangsa Indonesia, semua mengakui kehebatan seorang cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama.
Setiap tahun kita selalu memperingati hari wafat Gus Dur, beliau sebagai pejuang Demokrasi, Gus Dur menjadi guru Demokrasi yang baik untuk dijalankan, diterapkan, sehingga dapat membawa bangsa Indonesia penuh kasih dan damai, sampai detik ini seolah beliau tetap hadir di tengah-tengah bangsa ini.
“Jika kita cinta Gus Dur maka kita harus memperjuangkan ajaran, gagasan, dan warisannya berupa Partai Kebangkitan Bangsa, kita hidupkan dan majukan untuk Indonesia lebih baik lagi,” Tuturnya
Arifin Himawan selaku Sekjen Basolia Kota Bogor hadir menyampaikan tertimoni terkait ketokohan Gus Dur, bahwa Indonesia ini menjadi kokoh kebhinekaan karena peran dari Presiden ke empat yang selalu dapat mengkomunikasikan pesan perdamaian penuh rahmat bagi semua umat beragama.
“Badan Sosial Lintas Agama (Basolia) ini salah satu dari ajaran universal Gus Dur yang dapat kami realisasikan untuk menebar kasih kepada semua rakyat Indonesia, terutama kepada masyarakat Tionghoa dengan kepercayaan terhadap agama Konghucu, oleh Gus Dur menjadi bagian sejarah Indonesia, kami sangatlah memuliakan Gus Dur, kami selalu mendoakan Gus Dur di tempat-tempat peribadatan kami,” kata Sekjen Basolia Kota Bogor, Arifin Himawan.
Kehadiran Uskup Jeremy Mongan dari Gereja yang beralamat di jalan Dadali dekat Kantor Pajak Ciawi menceritakan betapa Gus Dur menjadikan dirinya sebagai penebar kasih penuh rahmat kepada siapa saja yang ditemuinya, teras sekali ketokohan beliau sebagai bapak untuk bangsa ini.
Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz Anggota DPR RI Praksi Kebangkitan Bangsa, tertimoninya bahwa Gus Dur telah membumikan nilai-nilai universal kemanusiaan, berjuang untuk semua, terutama bangsa Indonesia agar terwujud kedamaian untuk semua.
“Melalui pendekatan kebudayaan, akhlak mulia seorang Gus Dur yakni merealisasikan pesan Ar-Rahman dapat memanusiakan manusia dengan kasihnya kepada bangsa ini, hanya di zaman Gus Dur semua umat kepercayaan bahu membahu untuk membangun bangsa, dan di zamannya mampu membayar hutang Negara, dan patut kita ikuti ajaran, gagasan Gus Dur, akhlak Gus Dur menjadi teladan kita semua,” Ucap yang pernah menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB periode 2014-2019.
Haul Gus Dur kali ini dimulai dengan pembacaan Tahlil dan Doa oleh KH Fuad Fitri Fachrurozi, juga menyayikan lagu Indonesia Raya serta Mars Ya lal wathon, pembacaan puisi salah satunya oleh Habib Hasan bin Abdul Qodir alathas termasuk cicit dari Makam Kramat Emang Bogor, persembahan lagu untuk Gus Dur, panggung Drama Gus Dur.
Acara dihadiri oleh Bapak Ruslan Pemkot Kota Bogor, berbagai Pengurus Organisasi, Nahdlatul Ulama (NU), Fatayat ,Muslimat, Ansor, Banser, Gurdurian, GMKB, Basolia, anggota DPR RI Preaksi Kebangkitan Bangsa, Partai PDI P, Partai Golkar, enam Tokoh Agama se-Kota Bogor. (red. Abdul Mun’im Hasan)
Jakarta, JATMAN Online – Khodimut Thariqah Naqsabandiyah KH. Ahmad Nafi menjelaskan setelah tarbiyah syariat, selanjutnya tarbiyah qulub. Ilmu tasawuf, memperbaiki nafsu, membuka hijab. Orang yang sudah bersyariat, berfiqih, bertasawuf maka itulah orang yang sampai pada hakikat.
“Hakikat adalah sempurnanya iman. Yakni, dalam kitab Lathoiful Isyaroh, hidupnya kalbu bersama Allah kapanpun, dimanapun, dengan siapapun. Kita tidak hanya mencegah hawa nafsu saat ibadah, tapi saat dalam pekerjaan,” kata Kiai Nafi saat mengadiri Pengajian Bulanan di Pesantren Mahasiswa Daarusshohabah, Jalan Pemuda Asli II No. 20 RT 03/03, Rawamangun, DKI Jakarta, Kamis (14/09/2023).
Pengasuh PP Raden Rahmat Sunan Ampel Jember ini menyampaikan kalau baik dengan orang yang baik itu wajar. Kalau hati bersih, ketemu orang maksiat atau buruk atau kriminal saja selalu husnuzon.
“Gimana caranya bersih hati? Kita harus tawadlu berhadapan dengan orang maksiat. Itu diterangkan dalam kitab Nasoihul ibad, caranya lihatlah bahwa rahmat Allah mungkin diberikan pada siapapun yang dikehendaki-Nya, sekalipun manusia itu ahli maksiat. Jika dia mendapat hidayah, bisa husnul khatimah. Kita tidak bisa menjamin bisa husnul khotimah,” jelasnya.
“Bencilah pada perilakunya, jangan benci pada orangnya. Ketika kita tidak bisa tawadlu, berarti ada kesombongan dalam hati,” tambahnya.
Menurut Kiai Nafi, cita-cita mulia adalah baik di dunia dan akhirat, tercegah dari neraka, masuk surga tanpa melihat neraka, tanpa hisab. Gimana caranya? Jadilah orang-orang pilihan Allah. Jadilah orang-orang yang shalih (ibadah dan muamalah).
“Ibadah jangan jasmani saja, isi juga dengan ruhaniyah, sambung dengan Nur Nabi, yakni sambunglah dengan orang-orang yang menjadi jalan menuju Allah. Jadilah orang yang bisa menjadi sahabat terbaik bagi semua orang,” ungkapnya.
Semarang, JATMAN Online – Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al Mu’tabaroh an Nahdliyyah (JATMAN) Idaroh Wustho Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY) menggelar Manaqib Kubro di Pondok Pesantren Al-Mukhlisin Nyatnyono, Ungaran, Semarang, Sabtu (9/9/2023).
Manaqib Kubro, Istighosah, Bahtsul Masail, Temu Mursyid, dan Pengajian Akbar murupakan kegiatan rutin keliling 6 bulan sekali di 41 Syu’biyyah yang ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Manaqib Kubro ini turut dihadiri oleh perwakilan pengurus Idarah Aliyyah, pengurus Idarah Wustho Jateng dan DIY, Pengurus Syu’biyyah, para masyaikh dan habaib, serta TNI – Porli setempat dan tamu undangan lainnya.
Menurut Mudir JATMAN Jateng KH Ahmad Sa’id Lafif, Musyawarah Idaroh Wustho merupakan program JATMAN yang rutin dilakukan satu tahun dua kali.
“Program ini akan berkelanjutan terus menerus merupakan bagian Khidmah kita terhadap Thoriqoh.Musyawarah Idharoh Wustho ini bentuk komunikasi yang baik, sehingga menjalankan JATMAN Jateng berkembang pesat memberikan manfaat bagi masyarakat luas,’’ katanya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal JATMAN Idaroh Aliyyah KH. Mashudi dalam sambutannya menyampaikan atas nama JATMAN Idaroh Aliyyah mengapresiasi kegiatan pengajian akbar dan manaqib kubro ini
“Sejak pagi sampai sekarang dengan pengajian akbar dan tadi kita mengikuti bersama-sama maulidurrasul, kami yakin bahwa ini adalah arena untuk menjadikan majelis ini majelis yang mubarak. Sepulang dari mejelis ini semuanya diberkahi oleh Allah subhanahu wa ta’ala,” katanya.
Kiai Mashudi menjelaskan mejelis seperti inilah yang dikemas dan dikawal oleh JATMAN menjadi salah satu ngerem datangnya kiamat.
“Tidak akan terjadi kiamat selagi masih ada orang yang wirid dzikir Allah, Allah, Allah. Itulah garapan dari JATMAN, mengistiqomahkan wirid. Jadi, barangsiapa yang diberikan kekuaran berdzikir maka yang bersangkutan akan diberi tanda-tanda kewalian,” jelasnya.
“Jadi, JATMAN itu bukan hanya diikuti oleh bapak-bapaknya saja tapi ibu-ibunya juga berthoriqoh. Polisi berthoriqoh, tantara berthoriqoh. Mari kita do’akan dengan didampingi TNI-POLRI JATMAN semakin besar. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin,” tambahnya.
Mudah-mudahan majelis ini, lanjutnya, menjadikan kita semakin cinta kepada Rasululah shalallahu ‘alaihi wassalam. Ketika kita berkhidmah kepada Allah maka segala sesuatu akan tunduk kepada kita.
“Itulah sebabnya JATMAN sedang mengembangkan salah satu lajnah, yaitu lajnah Wathonah (Wanita Thoriqoh an Nahdliyyah). Kemudian lajnah MATAN (Mahasiswa Ahlith Thoriqoh al Mu’tabah an Nahdliyyah),” paparnya.
“Mudah-mudahan semua program yang sudah direncanakan oleh Idarah Aliyyah berserta Idaroh Wustho, Syu’biyyah, Ghusniyyah, dan Sa’afiyyah Se-Indonesia dimudahakan Allah dan akhirnya JATMAN menjadi jam’iyyah salah satu yang bisa mengamankan Indonesia yang kita cintai ini, menjadi Indonesia semakin hebat dan maju,” ungkapnya.
Jakarta, JATMAN Online – Seiring dengan kemarau panjang yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, yang membuat sejumlah wilayah mengalami kekeringan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) mengajak umat Islam untuk menggelar Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan.
“Kementerian Agama mengajak umat Islam untuk melaksanakan Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan,” kata Gus Yaqut di Jakarta, Jumat (15/09).
Ia mengatakan sesuai dengan namanya, al-istisqa’, adalah meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya). Para ulama fikih mendefinisikan Shalat Istisqa sebagai shalat sunah muakkadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan.
Shalat Istisqa pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW, seperti yang dikisahkan lewat hadis riwayat Abu Hurairah RA.
Menurut Gus Yaqut, Shalat Istisqa menjadi bagian dari ikhtiar batin sekaligus bentuk penghambaan kepada Allah SWT.
“Memohon agar Allah menurunkan hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda. Amin,” ujarnya.
Adapun pelaksanaan Shalat Istisqa sama dengan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Sesudah Takbiratul Ihram, melakukan takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali takbir pada rakaat kedua.
Setelah membaca Surat Al-Fatihah dan lainnya, lalu rukuk, sujud hingga duduk tahiyyat kemudian salam.
Khatib lalu menyampaikan khutbah sama seperti khutbah Idul Fitri dan Idul Adha. Khutbah dianjurkan mengajak umat Islam untuk bertobat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.