Connect with us

Berita

Ngaji Suluk Maleman ke-127 Bahas Manusia Masjid dan Manusia Pasar

Published

on

Pati, JATMAN Online – Manusia Masjid Manusia Pasar menjadi tema unik yang dibahas dalam Suluk Maleman ke-127 yang digelar di Rumah Adab Indonesia Mulia, Jalan Diponegoro 94, Pati, pada Sabtu (23/7).

Penggagas Ngaji Suluk Maleman Habib Anis Sholeh Ba’asyin mengatakan, Imam Ja’far Shodiq guru dari Abu Hanifah pernah mengatakan jika ingin menilai seseorang sebaiknya bukan saat di masjid melainkan di pasar. Karena saat di pasar, seseorang akan memperlihatkan sisi aslinya. Baik dalam berkata atau tidak, atau pun suka menipu atau tidak.

“Kalau di masjid sudah pasti seseorang ingin menunjukkan sisi terbaiknya. Bahkan lewat tata cara berpakaiannya,” kata Habib Anis.

Menurutnya, shalat seharusnya berdampak pada kehidupan sehari-hari. Tak sebatas pada persoalan individu dengan Tuhan, namun juga bagaimana bersosialisasi dan tingkah lakunya.

“Jangan sampai shalat ini seolah-olah absen di kantor saja. Shalat tapi tidak memberi dampak baik pada tingkah laku dan adab bersosialisasi,” jelasnya.

Ia menganalogikan, jika seseorang setiap hari bertemu kiai ataupun orang ‘alim, tentunya sedikit banyak akan mempengaruhi sikapnya. Baik orientasi, pola hidup, maupun sudut pandangnya.

“Seharusnya shalat pun begitu. Karena shalat merupakan penghubung antara diri dengan Allah. Harusnya punya rasa malu, atau pun takut untuk melakukan kesalahan,” ujarnya.

Dengan konsep itulah, lanjutnya, yang dimaksud manusia masjid harus membawa nilai-nilai masjidnya ke pasar.

“Jangan terbalik, membawa konsep transaksional ke masjid. Pergi ke masjid biar dianggap baik,” ucapnya.

Salah satu narasumber lain Dr Abdul Jalil memiliki sudut pandang yang menarik dalam memahami tema tersebut. Dia mengatakan, antara dakwah dan perdagangan justru memiliki kesatuan. Hal itu terlihat dari sejarah perkembangan Islam di Nusantara.

“Suka atau tidak, ada dua pintu yang mesti diakui sebagai jalan masuk Islam. Yakni, lewat pintu perdagangan dan kekuasaan,” tuturnya.

Saat membaca Ihya ‘Ulumuddin karya Imam Ghazali, lanjutnya, ada hadits yang menyebut jika ibadah yang disimbolisasi masjid dinilai 100 persen. Maka 90 persennya ada di persoalan ekonomi. Oleh karenanya jika berhasil menata kehidupan ekonomi, yakni memperoleh rezeki dengan cara yang benar, maka hasilnya adalah surga.

“Dalam hadits lain disebutkan gelutilah perdagangan, karena 90 persen pintu rezeki di perdagangan. Jika membaca dua hadits ini, kita harus berterimakasih pada Walisongo yang secara langsung telah mengajari kita cara mendakwahkan Islam dengan baik,” jelasnya.

Baginya, sifat asli manusia bisa jelas terlihat ketika berhadapan dengan dua hal, yakni uang dan kekuasaan. Dua hal tersebut pada dasarnya berjalin berkelindan sedemikian rupa sehingga acap sulit dipisahkan. Tidak ada kekuasaan tanpa uang. Begitu pula tidak ada uang tanpa kekuasaan. 

“Uang dan kekuasaan harus dijaga supaya bisa dikendalikan dengan baik. Dalam hal ini Walisongo sebenarnya sudah mengajari kita dengan baik; tapi entah kenapa sekarang justru kembali melemah,” kata Jalil.

Dia pun kemudian mengingatkan bahwa kehadiran pasar atau penataan ekonomi yang baik bisa menjadi instrumen untuk menuju ke masjid atau ibadah.

“Jangan sampai diajari ibadah tapi lupa dididik persoalan ekonomi,” pesannya.

Pembahasan tema Ngaji NgAllah Suluk Maleman yang juga disiarkan secara langsung lewat kanal media sosial ini, menjadi lebih menarik lagi karena banyaknya contoh aktual yang diangkat dan dibedah.

Continue Reading

Berita

Hadiri Ngaji Bulanan Pesma Daarusshohabah, Kiai Nafi Jelaskan Pentingnya Tasawuf

Published

on

Jakarta, JATMAN Online – Khodimut Thariqah Naqsabandiyah KH. Ahmad Nafi menjelaskan setelah tarbiyah syariat, selanjutnya tarbiyah qulub. Ilmu tasawuf, memperbaiki nafsu, membuka hijab. Orang yang sudah bersyariat, berfiqih, bertasawuf maka itulah orang yang sampai pada hakikat.

“Hakikat adalah sempurnanya iman. Yakni, dalam kitab Lathoiful Isyaroh, hidupnya kalbu bersama Allah kapanpun, dimanapun, dengan siapapun. Kita tidak hanya mencegah hawa nafsu saat ibadah, tapi saat dalam pekerjaan,” kata Kiai Nafi saat mengadiri Pengajian Bulanan di Pesantren Mahasiswa Daarusshohabah, Jalan Pemuda Asli II No. 20 RT 03/03, Rawamangun, DKI Jakarta, Kamis (14/09/2023).

Pengasuh PP Raden Rahmat Sunan Ampel Jember ini menyampaikan kalau baik dengan orang yang baik itu wajar. Kalau hati bersih, ketemu orang maksiat atau buruk atau kriminal saja selalu husnuzon.

“Gimana caranya bersih hati? Kita harus tawadlu berhadapan dengan orang maksiat. Itu diterangkan dalam kitab Nasoihul ibad, caranya lihatlah bahwa rahmat Allah mungkin diberikan pada siapapun yang dikehendaki-Nya, sekalipun manusia itu ahli maksiat. Jika dia mendapat hidayah, bisa husnul khatimah. Kita tidak bisa menjamin bisa husnul khotimah,” jelasnya.

“Bencilah pada perilakunya, jangan benci pada orangnya. Ketika kita tidak bisa tawadlu, berarti ada kesombongan dalam hati,” tambahnya.

Menurut Kiai Nafi, cita-cita mulia adalah baik di dunia dan akhirat, tercegah dari neraka, masuk surga tanpa melihat neraka, tanpa hisab. Gimana caranya? Jadilah orang-orang pilihan Allah. Jadilah orang-orang yang shalih (ibadah dan muamalah).

“Ibadah jangan jasmani saja, isi juga dengan ruhaniyah, sambung dengan Nur Nabi, yakni sambunglah dengan orang-orang yang menjadi jalan menuju Allah. Jadilah orang yang bisa menjadi sahabat terbaik bagi semua orang,” ungkapnya.

Continue Reading

Berita

Sebarluaskan Tarekat, JATMAN Jateng dan DIY Gelar Manaqib Kubra

Published

on

Semarang, JATMAN Online – Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al Mu’tabaroh an Nahdliyyah (JATMAN) Idaroh Wustho Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY) menggelar Manaqib Kubro di Pondok Pesantren Al-Mukhlisin Nyatnyono, Ungaran, Semarang, Sabtu (9/9/2023).

Manaqib Kubro, Istighosah, Bahtsul Masail, Temu Mursyid, dan Pengajian Akbar murupakan kegiatan rutin keliling 6 bulan sekali di 41 Syu’biyyah yang ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Manaqib Kubro ini turut dihadiri oleh perwakilan pengurus Idarah Aliyyah, pengurus Idarah Wustho Jateng dan DIY, Pengurus Syu’biyyah, para masyaikh dan habaib, serta TNI – Porli setempat dan tamu undangan lainnya.

Menurut Mudir JATMAN Jateng KH Ahmad Sa’id Lafif, Musyawarah Idaroh Wustho merupakan program JATMAN yang rutin dilakukan satu tahun dua kali.

“Program ini akan berkelanjutan terus menerus merupakan bagian Khidmah kita terhadap Thoriqoh.Musyawarah Idharoh Wustho ini bentuk komunikasi yang baik, sehingga menjalankan JATMAN Jateng berkembang pesat memberikan manfaat bagi masyarakat luas,’’ katanya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal JATMAN Idaroh Aliyyah KH. Mashudi dalam sambutannya menyampaikan atas nama JATMAN Idaroh Aliyyah mengapresiasi kegiatan pengajian akbar dan manaqib kubro ini

“Sejak pagi sampai sekarang dengan pengajian akbar dan tadi kita mengikuti bersama-sama maulidurrasul, kami yakin bahwa ini adalah arena untuk menjadikan majelis ini majelis yang mubarak. Sepulang dari mejelis ini semuanya diberkahi oleh Allah subhanahu wa ta’ala,” katanya.

Kiai Mashudi menjelaskan mejelis seperti inilah yang dikemas dan dikawal oleh JATMAN menjadi salah satu ngerem datangnya kiamat.

“Tidak akan terjadi kiamat selagi masih ada orang yang wirid dzikir Allah, Allah, Allah. Itulah garapan dari JATMAN, mengistiqomahkan wirid. Jadi, barangsiapa yang diberikan kekuaran berdzikir maka yang bersangkutan akan diberi tanda-tanda kewalian,” jelasnya.

“Jadi, JATMAN itu bukan hanya diikuti oleh bapak-bapaknya saja tapi ibu-ibunya juga berthoriqoh. Polisi berthoriqoh, tantara berthoriqoh. Mari kita do’akan dengan didampingi TNI-POLRI JATMAN semakin besar. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin,” tambahnya.

Mudah-mudahan majelis ini, lanjutnya, menjadikan kita semakin cinta kepada Rasululah shalallahu ‘alaihi wassalam. Ketika kita berkhidmah kepada Allah maka segala sesuatu akan tunduk kepada kita.

“Itulah sebabnya JATMAN sedang mengembangkan salah satu lajnah, yaitu lajnah Wathonah (Wanita Thoriqoh an Nahdliyyah). Kemudian lajnah MATAN (Mahasiswa Ahlith Thoriqoh al Mu’tabah an Nahdliyyah),” paparnya.

“Mudah-mudahan semua program yang sudah direncanakan oleh Idarah Aliyyah berserta Idaroh Wustho, Syu’biyyah, Ghusniyyah, dan Sa’afiyyah Se-Indonesia dimudahakan Allah dan akhirnya JATMAN menjadi jam’iyyah salah satu yang bisa mengamankan Indonesia yang kita cintai ini, menjadi Indonesia semakin hebat dan maju,” ungkapnya.

Continue Reading

Berita

Gus Yaqut Ajak Umat Islam Gelar Shalat Istisqa

Published

on

By

Jakarta, JATMAN Online – Seiring dengan kemarau panjang yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, yang membuat sejumlah wilayah mengalami kekeringan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) mengajak umat Islam untuk menggelar Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan.

“Kementerian Agama mengajak umat Islam untuk melaksanakan Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan,” kata Gus Yaqut di Jakarta, Jumat (15/09).

Ia mengatakan sesuai dengan namanya, al-istisqa’, adalah meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya). Para ulama fikih mendefinisikan Shalat Istisqa sebagai shalat sunah muakkadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan.

Shalat Istisqa pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW, seperti yang dikisahkan lewat hadis riwayat Abu Hurairah RA.

Menurut Gus Yaqut, Shalat Istisqa menjadi bagian dari ikhtiar batin sekaligus bentuk penghambaan kepada Allah SWT.

“Memohon agar Allah menurunkan hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda. Amin,” ujarnya.

Adapun pelaksanaan Shalat Istisqa sama dengan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Sesudah Takbiratul Ihram, melakukan takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali takbir pada rakaat kedua.

Setelah membaca Surat Al-Fatihah dan lainnya, lalu rukuk, sujud hingga duduk tahiyyat kemudian salam.

Khatib lalu menyampaikan khutbah sama seperti khutbah Idul Fitri dan Idul Adha. Khutbah dianjurkan mengajak umat Islam untuk bertobat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.

Continue Reading

Facebook

Arsip

Trending