Kebumen, JATMAN.OR.ID: Pengurus Komisariat Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah (MATAN) Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen menyelenggarakan Musyawarah Kerja sekaligus reorganisasi pemilihan kestrukturan baru. Acara ini berlangsung di kediaman Bapak KH. Mujazim, M.Si. tepatnya di Pondok Pesantren al-Ghufron Desa Gebangsari Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen.
Minggu (06/06/2021) dengan dihadiri 20 peserta undangan baik mahasiswa IAINU Kebumen maupun yang bukan mahasiswa. Acara dimulai pukul 09:00 diawali dengan bacaan tahlil yang dipimpin oleh sohib Maulana Yusuf dengan khidmat. Dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars MATAN dan Ya Lal Wathon dengan penuh antusias dipimpin oleh sohibah Istiqomatul Husna.
Acara dilanjutkan dengan laporan program kerja oleh setiap departemen. Dimulai dari departemen Kajian dan Litbang yang diwakili oleh sohibah Ericka Pradita. “Alhamdulillah program kerja kami yang telah berjalan yaitu, pertama Rutinan Rotib Kubro yang dilaksanakan setiap minggu legi berjalan dengan lancar, kedua kunjungan edukasi yang mana kita sudah pernah mengunjungi rumah batik di Pejagoan dan produksi kerajinan gerabah di Klirong. Alhamdulillah teman-teman sangat bersemangat. Karena dari kunjungan edukasi ini sangat menginspirasi bagi teman-teman terutama yang mahasiswa karena selain mendapatkan ilmu baru dan pengalaman belajar outdoor, tentunya juga menambah relasi. Selanjutnya ziarah kubur ini juga sudah berjalan lumayan baik. Terakhir kegiatan pembacaan Rotib Al Kubro yang istiqomah di jalankan setiap Minggu (manis) atau selapanan” ungkapnya.
Dilanjutkan oleh departemen srikandi, pengkaderan dan srikandi yang diwakili oleh masing-masing penanggung jawab. Di tengah-tengah laporan kinerja departemen, Bapak Kyai Mujazim,M.Si sedikit menambahkan kalam hikmah “MATAN identik dengan riyadlul jannah, ketika di taman otomatis bahagia. Di MATAN itu harus bahagia jangan sampai ada perasaan sedih, tersiksa, atau tertekan. Berorganisasi di MATAN dengan tujuan berkhidmah. Maka laksanakanlah dengan ketulusan sepenuh hati tanpa mengharapkan imbalan dari siapapun kecuali berharap mendapatkan ridho Allah SWT. Berkhidmah itu tidak harus dengan mempunyai jabatan di dalam organisasi. Dengan tetap mengikuti kegiatan organisasi dan tentunya bisa menjadi orang yang bermanfaat, terutama untuk teman-teman organisasi. Saling menjaga, merangkul, memberi kasih sayang dan melangkah maju bersama” tutur beliau.
Kegiatan ditunda karena waktu telah memasuki sholat dzuhur. Usai sholat dan menyantap hidangan yang telah disajikan oleh tuan rumah, acara dilanjutkan dengan pemilihan kestrukturan baru. Setelah bermusyawarah dan menyepakati kandidat yang diajukan sebagai ketua, dengan kesepakatan bersama sohib Syukur Riyadin terpilih menjadi ketua MATAN periode tahun 2021-2022.
“Terimakasih atas kepercayaan teman-teman yang sudah menyepakati saya menjadi ketua. Ini merupakan amanah yang tidak mudah. Diibaratkan sebuah gedung yang berdiri kokoh tentu tidak cukup hanya dengan satu tiang. Saya harap kita bisa berjalan bersama beriringan dan saling menguatkan. Dan tentunya sebagai seorang manusia , saya tidak luput dari yang namanya kesalahan. Saya harap teman-teman semua tidak segan untuk mengingatkan saya ketika saya melakukan kesalahan, begitu sebaliknya. Semoga mulai hari ini MATAN bisa menjadi organisasi yang memasyarakatkan thoriqoh dan menthriqohkan masyarakat menjadi lebih progres,” ungkap sohib Syukur Riyadin dalam sambutannya sebagai ketua baru. Acara selesai pukul 14:00 ditutup dengan bacaan do’a yang dibawakan oleh Bapak Kyai Mujazim, M.Si dengan khusyuk. [Shofiyatun Romdhonia]
Jakarta, JATMAN Online – Khodimut Thariqah Naqsabandiyah KH. Ahmad Nafi menjelaskan setelah tarbiyah syariat, selanjutnya tarbiyah qulub. Ilmu tasawuf, memperbaiki nafsu, membuka hijab. Orang yang sudah bersyariat, berfiqih, bertasawuf maka itulah orang yang sampai pada hakikat.
“Hakikat adalah sempurnanya iman. Yakni, dalam kitab Lathoiful Isyaroh, hidupnya kalbu bersama Allah kapanpun, dimanapun, dengan siapapun. Kita tidak hanya mencegah hawa nafsu saat ibadah, tapi saat dalam pekerjaan,” kata Kiai Nafi saat mengadiri Pengajian Bulanan di Pesantren Mahasiswa Daarusshohabah, Jalan Pemuda Asli II No. 20 RT 03/03, Rawamangun, DKI Jakarta, Kamis (14/09/2023).
Pengasuh PP Raden Rahmat Sunan Ampel Jember ini menyampaikan kalau baik dengan orang yang baik itu wajar. Kalau hati bersih, ketemu orang maksiat atau buruk atau kriminal saja selalu husnuzon.
“Gimana caranya bersih hati? Kita harus tawadlu berhadapan dengan orang maksiat. Itu diterangkan dalam kitab Nasoihul ibad, caranya lihatlah bahwa rahmat Allah mungkin diberikan pada siapapun yang dikehendaki-Nya, sekalipun manusia itu ahli maksiat. Jika dia mendapat hidayah, bisa husnul khatimah. Kita tidak bisa menjamin bisa husnul khotimah,” jelasnya.
“Bencilah pada perilakunya, jangan benci pada orangnya. Ketika kita tidak bisa tawadlu, berarti ada kesombongan dalam hati,” tambahnya.
Menurut Kiai Nafi, cita-cita mulia adalah baik di dunia dan akhirat, tercegah dari neraka, masuk surga tanpa melihat neraka, tanpa hisab. Gimana caranya? Jadilah orang-orang pilihan Allah. Jadilah orang-orang yang shalih (ibadah dan muamalah).
“Ibadah jangan jasmani saja, isi juga dengan ruhaniyah, sambung dengan Nur Nabi, yakni sambunglah dengan orang-orang yang menjadi jalan menuju Allah. Jadilah orang yang bisa menjadi sahabat terbaik bagi semua orang,” ungkapnya.
Semarang, JATMAN Online – Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al Mu’tabaroh an Nahdliyyah (JATMAN) Idaroh Wustho Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY) menggelar Manaqib Kubro di Pondok Pesantren Al-Mukhlisin Nyatnyono, Ungaran, Semarang, Sabtu (9/9/2023).
Manaqib Kubro, Istighosah, Bahtsul Masail, Temu Mursyid, dan Pengajian Akbar murupakan kegiatan rutin keliling 6 bulan sekali di 41 Syu’biyyah yang ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Manaqib Kubro ini turut dihadiri oleh perwakilan pengurus Idarah Aliyyah, pengurus Idarah Wustho Jateng dan DIY, Pengurus Syu’biyyah, para masyaikh dan habaib, serta TNI – Porli setempat dan tamu undangan lainnya.
Menurut Mudir JATMAN Jateng KH Ahmad Sa’id Lafif, Musyawarah Idaroh Wustho merupakan program JATMAN yang rutin dilakukan satu tahun dua kali.
“Program ini akan berkelanjutan terus menerus merupakan bagian Khidmah kita terhadap Thoriqoh.Musyawarah Idharoh Wustho ini bentuk komunikasi yang baik, sehingga menjalankan JATMAN Jateng berkembang pesat memberikan manfaat bagi masyarakat luas,’’ katanya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal JATMAN Idaroh Aliyyah KH. Mashudi dalam sambutannya menyampaikan atas nama JATMAN Idaroh Aliyyah mengapresiasi kegiatan pengajian akbar dan manaqib kubro ini
“Sejak pagi sampai sekarang dengan pengajian akbar dan tadi kita mengikuti bersama-sama maulidurrasul, kami yakin bahwa ini adalah arena untuk menjadikan majelis ini majelis yang mubarak. Sepulang dari mejelis ini semuanya diberkahi oleh Allah subhanahu wa ta’ala,” katanya.
Kiai Mashudi menjelaskan mejelis seperti inilah yang dikemas dan dikawal oleh JATMAN menjadi salah satu ngerem datangnya kiamat.
“Tidak akan terjadi kiamat selagi masih ada orang yang wirid dzikir Allah, Allah, Allah. Itulah garapan dari JATMAN, mengistiqomahkan wirid. Jadi, barangsiapa yang diberikan kekuaran berdzikir maka yang bersangkutan akan diberi tanda-tanda kewalian,” jelasnya.
“Jadi, JATMAN itu bukan hanya diikuti oleh bapak-bapaknya saja tapi ibu-ibunya juga berthoriqoh. Polisi berthoriqoh, tantara berthoriqoh. Mari kita do’akan dengan didampingi TNI-POLRI JATMAN semakin besar. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin,” tambahnya.
Mudah-mudahan majelis ini, lanjutnya, menjadikan kita semakin cinta kepada Rasululah shalallahu ‘alaihi wassalam. Ketika kita berkhidmah kepada Allah maka segala sesuatu akan tunduk kepada kita.
“Itulah sebabnya JATMAN sedang mengembangkan salah satu lajnah, yaitu lajnah Wathonah (Wanita Thoriqoh an Nahdliyyah). Kemudian lajnah MATAN (Mahasiswa Ahlith Thoriqoh al Mu’tabah an Nahdliyyah),” paparnya.
“Mudah-mudahan semua program yang sudah direncanakan oleh Idarah Aliyyah berserta Idaroh Wustho, Syu’biyyah, Ghusniyyah, dan Sa’afiyyah Se-Indonesia dimudahakan Allah dan akhirnya JATMAN menjadi jam’iyyah salah satu yang bisa mengamankan Indonesia yang kita cintai ini, menjadi Indonesia semakin hebat dan maju,” ungkapnya.
Jakarta, JATMAN Online – Seiring dengan kemarau panjang yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, yang membuat sejumlah wilayah mengalami kekeringan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) mengajak umat Islam untuk menggelar Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan.
“Kementerian Agama mengajak umat Islam untuk melaksanakan Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan,” kata Gus Yaqut di Jakarta, Jumat (15/09).
Ia mengatakan sesuai dengan namanya, al-istisqa’, adalah meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya). Para ulama fikih mendefinisikan Shalat Istisqa sebagai shalat sunah muakkadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan.
Shalat Istisqa pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW, seperti yang dikisahkan lewat hadis riwayat Abu Hurairah RA.
Menurut Gus Yaqut, Shalat Istisqa menjadi bagian dari ikhtiar batin sekaligus bentuk penghambaan kepada Allah SWT.
“Memohon agar Allah menurunkan hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda. Amin,” ujarnya.
Adapun pelaksanaan Shalat Istisqa sama dengan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Sesudah Takbiratul Ihram, melakukan takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali takbir pada rakaat kedua.
Setelah membaca Surat Al-Fatihah dan lainnya, lalu rukuk, sujud hingga duduk tahiyyat kemudian salam.
Khatib lalu menyampaikan khutbah sama seperti khutbah Idul Fitri dan Idul Adha. Khutbah dianjurkan mengajak umat Islam untuk bertobat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.