Connect with us

Berita

Muqaddam Tarekat Tijaniyyah Jelaskan Hadiri Haul Ulama Bisa Menjadi Pembersih Hati

Published

on

Cirebon, JATMAN Online – Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Buntet Pesantren Cirebon KH Tubagus Ahmad Rifqi Chowas mengatakan bahwa menghadiri kegiatan haul ulama atau orang saleh bisa menjadi pembersih hati. 

“Mengadakan haul tidak semata untuk mengenang haliyah orang-orang shalih, tapi juga berfungsi sebagai shabunul qulub atau pembersih hati,” katanya di kegiatan Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Buntet Pesantren Cirebon yang digelar pada Sabtu (6/8), sebagaimana dikutip dari NU Online.

Muqaddam Tarekat Tijaniyyah ini menjelaskan, makna haul secara bahasa adalah satu tahun. Sementara menurut istilah, haul berarti peringatan tahunan atas wafatnya seseorang. “Mengenang orang-orang saleh adalah sebuah kebaikan yang tak ternilai,” tambahnya.

Menurutnya, hati manusia hampir setiap saat selalu memproduksi dosa seperti sombong, riya, hasud, dan aneka penyakit hati lainnya yang bisa mengakibatkan hati menjadi kotor. Untuk itu jika hati ingin bersih, di antara cara yang bisa dilakukan adalah dengan sering menghadiri acara haul orang-orang saleh.

Kiai yang biasa disapa Kang Entus ini kemudian menghubungkan penjelasannya dengan dzikrullah (menyebut Allah) dan dzikru ahbabihi minal mursalin wal auliya wa shalihin (menyebut para kekasih Allah yaitu para rasul, wali, dan orang-orang shalih).

“Bagi seorang hamba dzikrullah atau menyebut Allah hukumnya wajib,” tegasnya.

Dzikrullah, lanjutnya, merupakan perintah Allah sebagaimana termaktub dalam Al-Qur`an surat Al-Ahzab ayat 41; Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya.

“Sedangkan menyebut nama para rasul, meskipun tidak ada perintah yang manshush (tertulis) dalam Al-Qur’an, tetap saja hukumnya wajib. Apakah shalat kita sah jika tidak menyebut nama Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam dalam tahiyyat? Tentu tidak,” ujarnya.

Ia pun menambahkan bahwa dalam keyakinan ulama-ulama mazhab Syafiiyah disebutkan bahwa wajib hukumnya bagi umat Islam untuk hapal 25 nama nabi dan rasul.

Sementara itu, mengenai dzikrul auliya`i wasshalihin (mengenang para wali dan orang-orang shalih), Kang Entus menjelaskan bahwa mengenang orang shalih bisa membawa keberkahan.

“Jangankan meneladani haliyah-nya (perilaku), mengenangnya saja bisa memberi berkah,” ucapnya.

Ia kemudian mengisahkan tujuh sosok orang saleh dan seekor anjing yang dikenal dengan Ashabul Kahfi dan diabadikan dalam Al-Qur`an. Pada Surat Al-Kahfi ayat 21 diceritakan tentang sebuah gua yang dijadikan tempat beribadah oleh Ashabul Kahfi, kemudian dibangun masjid di atasnya. 

“Hal itu tentu saja bertujuan untuk mengenang kesalehan orang-orang yang pernah terjadi di tempat tersebut, dalam hal ini Ashabul Kahfi,” imbuhnya.

Selain itu, kata dia, nama-nama ashabul kahfi ini diyakini memiliki karamah. Jika dibaca maka barang yang hilang akan kembali dan jika ditulis di suatu tempat maka akan terhindar dari bencana. “Itu diperbolehkan dalam Islam dan tidak termasuk syirik,” tegasnya.

Walaupun para wali, kiai, dan orang saleh telah wafat, tapi berkah dan karamahnya tetap hidup. Doa mereka akan muttashil dengan Allah.

“Maka bertawasul mengenang teladannya, menghidupkan malam haulnya adalah jalan menuju berkah berlimpah dan penyucian hati,” ungkapnya.

Continue Reading

Berita

Hadiri Ngaji Bulanan Pesma Daarusshohabah, Kiai Nafi Jelaskan Pentingnya Tasawuf

Published

on

Jakarta, JATMAN Online – Khodimut Thariqah Naqsabandiyah KH. Ahmad Nafi menjelaskan setelah tarbiyah syariat, selanjutnya tarbiyah qulub. Ilmu tasawuf, memperbaiki nafsu, membuka hijab. Orang yang sudah bersyariat, berfiqih, bertasawuf maka itulah orang yang sampai pada hakikat.

“Hakikat adalah sempurnanya iman. Yakni, dalam kitab Lathoiful Isyaroh, hidupnya kalbu bersama Allah kapanpun, dimanapun, dengan siapapun. Kita tidak hanya mencegah hawa nafsu saat ibadah, tapi saat dalam pekerjaan,” kata Kiai Nafi saat mengadiri Pengajian Bulanan di Pesantren Mahasiswa Daarusshohabah, Jalan Pemuda Asli II No. 20 RT 03/03, Rawamangun, DKI Jakarta, Kamis (14/09/2023).

Pengasuh PP Raden Rahmat Sunan Ampel Jember ini menyampaikan kalau baik dengan orang yang baik itu wajar. Kalau hati bersih, ketemu orang maksiat atau buruk atau kriminal saja selalu husnuzon.

“Gimana caranya bersih hati? Kita harus tawadlu berhadapan dengan orang maksiat. Itu diterangkan dalam kitab Nasoihul ibad, caranya lihatlah bahwa rahmat Allah mungkin diberikan pada siapapun yang dikehendaki-Nya, sekalipun manusia itu ahli maksiat. Jika dia mendapat hidayah, bisa husnul khatimah. Kita tidak bisa menjamin bisa husnul khotimah,” jelasnya.

“Bencilah pada perilakunya, jangan benci pada orangnya. Ketika kita tidak bisa tawadlu, berarti ada kesombongan dalam hati,” tambahnya.

Menurut Kiai Nafi, cita-cita mulia adalah baik di dunia dan akhirat, tercegah dari neraka, masuk surga tanpa melihat neraka, tanpa hisab. Gimana caranya? Jadilah orang-orang pilihan Allah. Jadilah orang-orang yang shalih (ibadah dan muamalah).

“Ibadah jangan jasmani saja, isi juga dengan ruhaniyah, sambung dengan Nur Nabi, yakni sambunglah dengan orang-orang yang menjadi jalan menuju Allah. Jadilah orang yang bisa menjadi sahabat terbaik bagi semua orang,” ungkapnya.

Continue Reading

Berita

Sebarluaskan Tarekat, JATMAN Jateng dan DIY Gelar Manaqib Kubra

Published

on

Semarang, JATMAN Online – Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al Mu’tabaroh an Nahdliyyah (JATMAN) Idaroh Wustho Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY) menggelar Manaqib Kubro di Pondok Pesantren Al-Mukhlisin Nyatnyono, Ungaran, Semarang, Sabtu (9/9/2023).

Manaqib Kubro, Istighosah, Bahtsul Masail, Temu Mursyid, dan Pengajian Akbar murupakan kegiatan rutin keliling 6 bulan sekali di 41 Syu’biyyah yang ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Manaqib Kubro ini turut dihadiri oleh perwakilan pengurus Idarah Aliyyah, pengurus Idarah Wustho Jateng dan DIY, Pengurus Syu’biyyah, para masyaikh dan habaib, serta TNI – Porli setempat dan tamu undangan lainnya.

Menurut Mudir JATMAN Jateng KH Ahmad Sa’id Lafif, Musyawarah Idaroh Wustho merupakan program JATMAN yang rutin dilakukan satu tahun dua kali.

“Program ini akan berkelanjutan terus menerus merupakan bagian Khidmah kita terhadap Thoriqoh.Musyawarah Idharoh Wustho ini bentuk komunikasi yang baik, sehingga menjalankan JATMAN Jateng berkembang pesat memberikan manfaat bagi masyarakat luas,’’ katanya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal JATMAN Idaroh Aliyyah KH. Mashudi dalam sambutannya menyampaikan atas nama JATMAN Idaroh Aliyyah mengapresiasi kegiatan pengajian akbar dan manaqib kubro ini

“Sejak pagi sampai sekarang dengan pengajian akbar dan tadi kita mengikuti bersama-sama maulidurrasul, kami yakin bahwa ini adalah arena untuk menjadikan majelis ini majelis yang mubarak. Sepulang dari mejelis ini semuanya diberkahi oleh Allah subhanahu wa ta’ala,” katanya.

Kiai Mashudi menjelaskan mejelis seperti inilah yang dikemas dan dikawal oleh JATMAN menjadi salah satu ngerem datangnya kiamat.

“Tidak akan terjadi kiamat selagi masih ada orang yang wirid dzikir Allah, Allah, Allah. Itulah garapan dari JATMAN, mengistiqomahkan wirid. Jadi, barangsiapa yang diberikan kekuaran berdzikir maka yang bersangkutan akan diberi tanda-tanda kewalian,” jelasnya.

“Jadi, JATMAN itu bukan hanya diikuti oleh bapak-bapaknya saja tapi ibu-ibunya juga berthoriqoh. Polisi berthoriqoh, tantara berthoriqoh. Mari kita do’akan dengan didampingi TNI-POLRI JATMAN semakin besar. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin,” tambahnya.

Mudah-mudahan majelis ini, lanjutnya, menjadikan kita semakin cinta kepada Rasululah shalallahu ‘alaihi wassalam. Ketika kita berkhidmah kepada Allah maka segala sesuatu akan tunduk kepada kita.

“Itulah sebabnya JATMAN sedang mengembangkan salah satu lajnah, yaitu lajnah Wathonah (Wanita Thoriqoh an Nahdliyyah). Kemudian lajnah MATAN (Mahasiswa Ahlith Thoriqoh al Mu’tabah an Nahdliyyah),” paparnya.

“Mudah-mudahan semua program yang sudah direncanakan oleh Idarah Aliyyah berserta Idaroh Wustho, Syu’biyyah, Ghusniyyah, dan Sa’afiyyah Se-Indonesia dimudahakan Allah dan akhirnya JATMAN menjadi jam’iyyah salah satu yang bisa mengamankan Indonesia yang kita cintai ini, menjadi Indonesia semakin hebat dan maju,” ungkapnya.

Continue Reading

Berita

Gus Yaqut Ajak Umat Islam Gelar Shalat Istisqa

Published

on

By

Jakarta, JATMAN Online – Seiring dengan kemarau panjang yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, yang membuat sejumlah wilayah mengalami kekeringan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) mengajak umat Islam untuk menggelar Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan.

“Kementerian Agama mengajak umat Islam untuk melaksanakan Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan,” kata Gus Yaqut di Jakarta, Jumat (15/09).

Ia mengatakan sesuai dengan namanya, al-istisqa’, adalah meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya). Para ulama fikih mendefinisikan Shalat Istisqa sebagai shalat sunah muakkadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan.

Shalat Istisqa pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW, seperti yang dikisahkan lewat hadis riwayat Abu Hurairah RA.

Menurut Gus Yaqut, Shalat Istisqa menjadi bagian dari ikhtiar batin sekaligus bentuk penghambaan kepada Allah SWT.

“Memohon agar Allah menurunkan hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda. Amin,” ujarnya.

Adapun pelaksanaan Shalat Istisqa sama dengan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Sesudah Takbiratul Ihram, melakukan takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali takbir pada rakaat kedua.

Setelah membaca Surat Al-Fatihah dan lainnya, lalu rukuk, sujud hingga duduk tahiyyat kemudian salam.

Khatib lalu menyampaikan khutbah sama seperti khutbah Idul Fitri dan Idul Adha. Khutbah dianjurkan mengajak umat Islam untuk bertobat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.

Continue Reading

Facebook

Arsip

Trending