Purwakarta, JATMAN Online Kursus Pendalaman Tasawuf (KUPAT) angkatan 1 yang diselenggarakan oleh JATMAN Idaroh Syu’biyyah Purwakarta bekerjasama dengan Yayasan Ponpes Al Muhajirin Purwakarta dan LDTQN Pontren Suryalaya Korwil DKI Jakarta (TQN Center Jakarta), dilaksanakan di Ponpes Al Muhajirin kampus 5 Wanayasa.
Tercatat sebanyak 41 peserta alumnus Kursus Tasawuf (KT) dari berbagai angkatan, dan Peserta PLI Al Muhajirin 5 mengikuti kegiatan yang digelar selama dua hari, mulai Sabtu (26/03) hingga Ahad (27/03).
Dalam KUPAT Angkatan 1 ini, para peserta diperkaya wawasan ilmiah ketasawufannya dengan beragam materi kajian yang menarik, argumentatif dan aplikatif.
Acara dimulai pukul 09.00 WIB dengan pembukaan, pembacaan shalawat Thariqiyyah, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Ya Lal Wathon serta dibuka oleh Ketua Yayasan Al Muhajirin Purwakarta Dr. Hj. Ifa Faizah Rohmah M.PdI yang di wakili oleh H. Deden Saepudin M.Hum
“Alhamdulillah penuh Syukur, rutunitas PLI kali ini spesial karena PLI Edisi Tasawuf bersama dengan JATMAN Purwakarta, akan disampaikan talqin dzikir oleh Ahlinya. Talqin itu bukan hanya untuk orang yang sakaratul maut atau orang yang sudah dikuburkan saja, tapi ada talqin yang sangat penting yaitu “لقنوا موتكم” talqinkanlah diri kita yang akan meninggal, karena kita ini manusia yang pasti akan merasakan kematian” Kata H. Deden
Acara dimulai dengan penyerahan secara simbolis materi diktat Kursus Pendalaman Tasawuf kepada perwakilan peserta.
Kemudian penyampaian Materi Pertama oleh KH. Wahfiudin Sakam (Wakil Talqin TQN PP. Suryalaya) yang dilanjutkan dengan Sesi Talqin kepada para peserta.
Selain oleh KH. Wahfiudin Sakam, SE, MBA, peserta dibimbing oleh narasumber yang berpengalaman antara lain Ust. H. Handri Ramadian, SE, MM, Ust. H. Andhika Dermawan, ST, Ust. Rohdian Al-Ahad SE.
Rois JATMAN Idaroh Syu’biyyah Purwakarta, KH. Anhar Haryadi berharap kegiatan ini dapat menambah kader-kader Thariqah khususnya TQN Suryalaya yang istiqamah, tangguh, modern dan bermartabat seta dilengkapi dengan ilmu amaliyah dan amal ilmiah dengan menjaga kebersamaan dan keakraban antar sesama serta para pengamal thariqah lainnya.
Menurutnya, keberadaan JATMAN ialah sebagai wadah forum silaturahmi bagi para pengamal thariqah mu’tabaroh khususnya, dan bagi seluruh umat umumnya, bukan untuk mencampur baurkan amaliyyah, melainkan supaya para murid lebih bisa menjalankan amaliyah yang diajarkan oleh para mursyid, sehingga tercapailah cita-cita bersama yaitu wushul ilallah dengan melalui bimbingan mursyid, terutama dalam kegiatan KUPAT ini yaitu Pangersa Abah Anom Suryalaya.
Lajnah pengembangan SDM Thariqah JATMAN idaroh Syu’biyyah Purwakarta, Ust H. Muhammad Fahmi S.Pd.I menyampaikan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan ini dan berharap agar kegiatan ini bisa menjadi salah satu wasilah semakin berkembangnya thariqah di Indonesia.
“Kepada keluarga Besar Yayasan Ponpes Al Muhajirin Purwakarta dengan Ponpes Al Muhajirin 5 Wanayasa sebagai tuan rumah pelaksanaan kegiatan tersebut, beserta seluruh panitia kegiatan, semoga thariqah semakin berkembang di Purwakarta dan semakin membuminya nilai-nilai luhur thariqah di Nusantara, NKRI tercinta.”
Terakhir, acara ini ditutup pada Ahad, pukul 14.00 WIB dengan memberikan banyak masukan dan harapan dari beberapa peserta semoga acara semacam ini dapat diadakan lagi pada waktu-waktu yang akan datang.
Jakarta, JATMAN Online – Khodimut Thariqah Naqsabandiyah KH. Ahmad Nafi menjelaskan setelah tarbiyah syariat, selanjutnya tarbiyah qulub. Ilmu tasawuf, memperbaiki nafsu, membuka hijab. Orang yang sudah bersyariat, berfiqih, bertasawuf maka itulah orang yang sampai pada hakikat.
“Hakikat adalah sempurnanya iman. Yakni, dalam kitab Lathoiful Isyaroh, hidupnya kalbu bersama Allah kapanpun, dimanapun, dengan siapapun. Kita tidak hanya mencegah hawa nafsu saat ibadah, tapi saat dalam pekerjaan,” kata Kiai Nafi saat mengadiri Pengajian Bulanan di Pesantren Mahasiswa Daarusshohabah, Jalan Pemuda Asli II No. 20 RT 03/03, Rawamangun, DKI Jakarta, Kamis (14/09/2023).
Pengasuh PP Raden Rahmat Sunan Ampel Jember ini menyampaikan kalau baik dengan orang yang baik itu wajar. Kalau hati bersih, ketemu orang maksiat atau buruk atau kriminal saja selalu husnuzon.
“Gimana caranya bersih hati? Kita harus tawadlu berhadapan dengan orang maksiat. Itu diterangkan dalam kitab Nasoihul ibad, caranya lihatlah bahwa rahmat Allah mungkin diberikan pada siapapun yang dikehendaki-Nya, sekalipun manusia itu ahli maksiat. Jika dia mendapat hidayah, bisa husnul khatimah. Kita tidak bisa menjamin bisa husnul khotimah,” jelasnya.
“Bencilah pada perilakunya, jangan benci pada orangnya. Ketika kita tidak bisa tawadlu, berarti ada kesombongan dalam hati,” tambahnya.
Menurut Kiai Nafi, cita-cita mulia adalah baik di dunia dan akhirat, tercegah dari neraka, masuk surga tanpa melihat neraka, tanpa hisab. Gimana caranya? Jadilah orang-orang pilihan Allah. Jadilah orang-orang yang shalih (ibadah dan muamalah).
“Ibadah jangan jasmani saja, isi juga dengan ruhaniyah, sambung dengan Nur Nabi, yakni sambunglah dengan orang-orang yang menjadi jalan menuju Allah. Jadilah orang yang bisa menjadi sahabat terbaik bagi semua orang,” ungkapnya.
Semarang, JATMAN Online – Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al Mu’tabaroh an Nahdliyyah (JATMAN) Idaroh Wustho Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY) menggelar Manaqib Kubro di Pondok Pesantren Al-Mukhlisin Nyatnyono, Ungaran, Semarang, Sabtu (9/9/2023).
Manaqib Kubro, Istighosah, Bahtsul Masail, Temu Mursyid, dan Pengajian Akbar murupakan kegiatan rutin keliling 6 bulan sekali di 41 Syu’biyyah yang ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Manaqib Kubro ini turut dihadiri oleh perwakilan pengurus Idarah Aliyyah, pengurus Idarah Wustho Jateng dan DIY, Pengurus Syu’biyyah, para masyaikh dan habaib, serta TNI – Porli setempat dan tamu undangan lainnya.
Menurut Mudir JATMAN Jateng KH Ahmad Sa’id Lafif, Musyawarah Idaroh Wustho merupakan program JATMAN yang rutin dilakukan satu tahun dua kali.
“Program ini akan berkelanjutan terus menerus merupakan bagian Khidmah kita terhadap Thoriqoh.Musyawarah Idharoh Wustho ini bentuk komunikasi yang baik, sehingga menjalankan JATMAN Jateng berkembang pesat memberikan manfaat bagi masyarakat luas,’’ katanya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal JATMAN Idaroh Aliyyah KH. Mashudi dalam sambutannya menyampaikan atas nama JATMAN Idaroh Aliyyah mengapresiasi kegiatan pengajian akbar dan manaqib kubro ini
“Sejak pagi sampai sekarang dengan pengajian akbar dan tadi kita mengikuti bersama-sama maulidurrasul, kami yakin bahwa ini adalah arena untuk menjadikan majelis ini majelis yang mubarak. Sepulang dari mejelis ini semuanya diberkahi oleh Allah subhanahu wa ta’ala,” katanya.
Kiai Mashudi menjelaskan mejelis seperti inilah yang dikemas dan dikawal oleh JATMAN menjadi salah satu ngerem datangnya kiamat.
“Tidak akan terjadi kiamat selagi masih ada orang yang wirid dzikir Allah, Allah, Allah. Itulah garapan dari JATMAN, mengistiqomahkan wirid. Jadi, barangsiapa yang diberikan kekuaran berdzikir maka yang bersangkutan akan diberi tanda-tanda kewalian,” jelasnya.
“Jadi, JATMAN itu bukan hanya diikuti oleh bapak-bapaknya saja tapi ibu-ibunya juga berthoriqoh. Polisi berthoriqoh, tantara berthoriqoh. Mari kita do’akan dengan didampingi TNI-POLRI JATMAN semakin besar. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin,” tambahnya.
Mudah-mudahan majelis ini, lanjutnya, menjadikan kita semakin cinta kepada Rasululah shalallahu ‘alaihi wassalam. Ketika kita berkhidmah kepada Allah maka segala sesuatu akan tunduk kepada kita.
“Itulah sebabnya JATMAN sedang mengembangkan salah satu lajnah, yaitu lajnah Wathonah (Wanita Thoriqoh an Nahdliyyah). Kemudian lajnah MATAN (Mahasiswa Ahlith Thoriqoh al Mu’tabah an Nahdliyyah),” paparnya.
“Mudah-mudahan semua program yang sudah direncanakan oleh Idarah Aliyyah berserta Idaroh Wustho, Syu’biyyah, Ghusniyyah, dan Sa’afiyyah Se-Indonesia dimudahakan Allah dan akhirnya JATMAN menjadi jam’iyyah salah satu yang bisa mengamankan Indonesia yang kita cintai ini, menjadi Indonesia semakin hebat dan maju,” ungkapnya.
Jakarta, JATMAN Online – Seiring dengan kemarau panjang yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, yang membuat sejumlah wilayah mengalami kekeringan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) mengajak umat Islam untuk menggelar Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan.
“Kementerian Agama mengajak umat Islam untuk melaksanakan Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan,” kata Gus Yaqut di Jakarta, Jumat (15/09).
Ia mengatakan sesuai dengan namanya, al-istisqa’, adalah meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya). Para ulama fikih mendefinisikan Shalat Istisqa sebagai shalat sunah muakkadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan.
Shalat Istisqa pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW, seperti yang dikisahkan lewat hadis riwayat Abu Hurairah RA.
Menurut Gus Yaqut, Shalat Istisqa menjadi bagian dari ikhtiar batin sekaligus bentuk penghambaan kepada Allah SWT.
“Memohon agar Allah menurunkan hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda. Amin,” ujarnya.
Adapun pelaksanaan Shalat Istisqa sama dengan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Sesudah Takbiratul Ihram, melakukan takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali takbir pada rakaat kedua.
Setelah membaca Surat Al-Fatihah dan lainnya, lalu rukuk, sujud hingga duduk tahiyyat kemudian salam.
Khatib lalu menyampaikan khutbah sama seperti khutbah Idul Fitri dan Idul Adha. Khutbah dianjurkan mengajak umat Islam untuk bertobat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.