Maros, JATMAN.OR.ID: Innaalillaahi wa’innaa ilaihi Raji’uun…. Telah berpulang ke Rahmatullah Guru kita, Syekh H. Andi Muhammad Hidayat Puang Rukka, Mursyid Tarekat Khalwatiyah Samman Turikale Maros, pada hari Selasa, 22 Desember 2020 di Turikale, Kabupaten Maros.
Kabar duka tersebut disampaikan oleh anak beliau pada pukul 15.30 melalui grup khusus WhatsApp SIANA’ MANGAJINNA IPUANG dan FB pribadi.
Beliau juga merupakan salah seorang cicit dari KaraEng Turikale IV dari jalur La Page Petta Ranreng, Beliau adalah Ketua Dewan Adat KekaraEngan Turikale-Maros, salah seorang anggota Majelis Ifta’ wal Irsyad Pengurus Pusat Jam’iyyah Ahluth Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyahdan (JATMAN), Rais Syuriah PC NU Kab. Maros Prov. Sulawesi Selatan, Petta Imam Masjid LompoE Turikale, dan Pengurus FKUB Maros.
Rumah duka berada di Jalan Makmur Dg. Sitakka (Jalan Poros Maros-Bantimurung) samping masjid tertua di Kabupaten Maros, yakni Masjid Urwatul Wutsqa di Kecamatan Turikale.
Oleh Syekh Dr. K.H. Baharuddin Abduh Al-Shafa, MA. (Mursyid Tarekat Al-Muhammadiyah Indonesia), mengenang beliau, “Hari Ahad, 6 Desember yang lalu, sekitar pukul 07.00 pagi, Almarhum datang menemui saya, tapi kedatangan beliau kali ini tidak seperti biasa, beliu memberi salam setelah berada di depan saya, saya juga kaget karena saya sementara baring-baring dikursi setelah menelaah buku yan akan dikaji pagi itu. Saya bilang sama beliau, dari mana ust, sudah agak lama baru ketemu. Setelah salaman saya duduk bersama di kursi tamu, agak lama sy bincang-bincang dengan beliau dan sempat saya serahkan kepadanya lembaran ijazah tarekat Al-Muhammadiyah dari Syekh Nafi’ al-‘Araby dan copian wirid Kanzus Saadah beserta buku أوراد الطريقة المحمدية. Setelah itu bersama beliau ke rumah sebelah untuk memulai pengajian rutin Ahad. Sesudah selesai pengajian, saya memberi kesempatan kepada beliau untuk memberikan taushiyah. Uraian beliau disampaikan dalam bahasa Bugis, sehingga sangat terkesan karena uraiannya jelas dan sangat dalam.”
“Rupanya salam dan pertemuan itu adalah pertemuan terakhir dengan sy bersama jamaah pengajian. Selamat jalan. Syurga merindukanmu… Al-Fatihah”
Setelah pertemuannya dengan mursyid Tarekat Al-Muhammdiyah Indonesia, beliau melanjutkan perjalannya di kediaman Habib Puang. tutur beliau kepada kontributor saat itu, hari Senin tanggal 07 Desember 2020.
Ust. Qomar menyampaikan, “Beliau ke BBC sowan ke Puang berpakaian rapi pakai natik, hanya tdk sempat ketemu karena saat itu Puang lagi di Sidrap.”
“Selalu dua yang didatangi Syekh Puang Rukka kalau ke Makassar. Habib Puang Makka dan Syekh Dr. K.H. Baharuddin,” tutur ust. Mubarak Idrus.
Syekh Abdul Aris Al-Bugisy menyampaikan, “Ilmu yg engkau sebarkan dg penuh senyum selalu membekas di qalbuku. Selamat jalan guruku.”
Syekh Muhammad Rusmin Al-Fajr (badal Khalifah Tarekat Naqsyabandiyah Haqqani menyampaikan, “Begitu banyak kenangan bersama beliau, khususnya pada saat mendampingi beliau di kegiatan-kegiatan MATAN. Tapi kenangan yang paling berkesan adalah pada saat berkhidmat (matteteng) mendampingi beliau di acara Mudzakarah Tauhid Tasawuf yang dilaksanakan oleh MPTT-I di Gorontalo pada November 2019 lalu.”[Hardianto]
Jakarta, JATMAN Online – Khodimut Thariqah Naqsabandiyah KH. Ahmad Nafi menjelaskan setelah tarbiyah syariat, selanjutnya tarbiyah qulub. Ilmu tasawuf, memperbaiki nafsu, membuka hijab. Orang yang sudah bersyariat, berfiqih, bertasawuf maka itulah orang yang sampai pada hakikat.
“Hakikat adalah sempurnanya iman. Yakni, dalam kitab Lathoiful Isyaroh, hidupnya kalbu bersama Allah kapanpun, dimanapun, dengan siapapun. Kita tidak hanya mencegah hawa nafsu saat ibadah, tapi saat dalam pekerjaan,” kata Kiai Nafi saat mengadiri Pengajian Bulanan di Pesantren Mahasiswa Daarusshohabah, Jalan Pemuda Asli II No. 20 RT 03/03, Rawamangun, DKI Jakarta, Kamis (14/09/2023).
Pengasuh PP Raden Rahmat Sunan Ampel Jember ini menyampaikan kalau baik dengan orang yang baik itu wajar. Kalau hati bersih, ketemu orang maksiat atau buruk atau kriminal saja selalu husnuzon.
“Gimana caranya bersih hati? Kita harus tawadlu berhadapan dengan orang maksiat. Itu diterangkan dalam kitab Nasoihul ibad, caranya lihatlah bahwa rahmat Allah mungkin diberikan pada siapapun yang dikehendaki-Nya, sekalipun manusia itu ahli maksiat. Jika dia mendapat hidayah, bisa husnul khatimah. Kita tidak bisa menjamin bisa husnul khotimah,” jelasnya.
“Bencilah pada perilakunya, jangan benci pada orangnya. Ketika kita tidak bisa tawadlu, berarti ada kesombongan dalam hati,” tambahnya.
Menurut Kiai Nafi, cita-cita mulia adalah baik di dunia dan akhirat, tercegah dari neraka, masuk surga tanpa melihat neraka, tanpa hisab. Gimana caranya? Jadilah orang-orang pilihan Allah. Jadilah orang-orang yang shalih (ibadah dan muamalah).
“Ibadah jangan jasmani saja, isi juga dengan ruhaniyah, sambung dengan Nur Nabi, yakni sambunglah dengan orang-orang yang menjadi jalan menuju Allah. Jadilah orang yang bisa menjadi sahabat terbaik bagi semua orang,” ungkapnya.
Semarang, JATMAN Online – Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al Mu’tabaroh an Nahdliyyah (JATMAN) Idaroh Wustho Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY) menggelar Manaqib Kubro di Pondok Pesantren Al-Mukhlisin Nyatnyono, Ungaran, Semarang, Sabtu (9/9/2023).
Manaqib Kubro, Istighosah, Bahtsul Masail, Temu Mursyid, dan Pengajian Akbar murupakan kegiatan rutin keliling 6 bulan sekali di 41 Syu’biyyah yang ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Manaqib Kubro ini turut dihadiri oleh perwakilan pengurus Idarah Aliyyah, pengurus Idarah Wustho Jateng dan DIY, Pengurus Syu’biyyah, para masyaikh dan habaib, serta TNI – Porli setempat dan tamu undangan lainnya.
Menurut Mudir JATMAN Jateng KH Ahmad Sa’id Lafif, Musyawarah Idaroh Wustho merupakan program JATMAN yang rutin dilakukan satu tahun dua kali.
“Program ini akan berkelanjutan terus menerus merupakan bagian Khidmah kita terhadap Thoriqoh.Musyawarah Idharoh Wustho ini bentuk komunikasi yang baik, sehingga menjalankan JATMAN Jateng berkembang pesat memberikan manfaat bagi masyarakat luas,’’ katanya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal JATMAN Idaroh Aliyyah KH. Mashudi dalam sambutannya menyampaikan atas nama JATMAN Idaroh Aliyyah mengapresiasi kegiatan pengajian akbar dan manaqib kubro ini
“Sejak pagi sampai sekarang dengan pengajian akbar dan tadi kita mengikuti bersama-sama maulidurrasul, kami yakin bahwa ini adalah arena untuk menjadikan majelis ini majelis yang mubarak. Sepulang dari mejelis ini semuanya diberkahi oleh Allah subhanahu wa ta’ala,” katanya.
Kiai Mashudi menjelaskan mejelis seperti inilah yang dikemas dan dikawal oleh JATMAN menjadi salah satu ngerem datangnya kiamat.
“Tidak akan terjadi kiamat selagi masih ada orang yang wirid dzikir Allah, Allah, Allah. Itulah garapan dari JATMAN, mengistiqomahkan wirid. Jadi, barangsiapa yang diberikan kekuaran berdzikir maka yang bersangkutan akan diberi tanda-tanda kewalian,” jelasnya.
“Jadi, JATMAN itu bukan hanya diikuti oleh bapak-bapaknya saja tapi ibu-ibunya juga berthoriqoh. Polisi berthoriqoh, tantara berthoriqoh. Mari kita do’akan dengan didampingi TNI-POLRI JATMAN semakin besar. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin,” tambahnya.
Mudah-mudahan majelis ini, lanjutnya, menjadikan kita semakin cinta kepada Rasululah shalallahu ‘alaihi wassalam. Ketika kita berkhidmah kepada Allah maka segala sesuatu akan tunduk kepada kita.
“Itulah sebabnya JATMAN sedang mengembangkan salah satu lajnah, yaitu lajnah Wathonah (Wanita Thoriqoh an Nahdliyyah). Kemudian lajnah MATAN (Mahasiswa Ahlith Thoriqoh al Mu’tabah an Nahdliyyah),” paparnya.
“Mudah-mudahan semua program yang sudah direncanakan oleh Idarah Aliyyah berserta Idaroh Wustho, Syu’biyyah, Ghusniyyah, dan Sa’afiyyah Se-Indonesia dimudahakan Allah dan akhirnya JATMAN menjadi jam’iyyah salah satu yang bisa mengamankan Indonesia yang kita cintai ini, menjadi Indonesia semakin hebat dan maju,” ungkapnya.
Jakarta, JATMAN Online – Seiring dengan kemarau panjang yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, yang membuat sejumlah wilayah mengalami kekeringan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) mengajak umat Islam untuk menggelar Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan.
“Kementerian Agama mengajak umat Islam untuk melaksanakan Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan,” kata Gus Yaqut di Jakarta, Jumat (15/09).
Ia mengatakan sesuai dengan namanya, al-istisqa’, adalah meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya). Para ulama fikih mendefinisikan Shalat Istisqa sebagai shalat sunah muakkadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan.
Shalat Istisqa pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW, seperti yang dikisahkan lewat hadis riwayat Abu Hurairah RA.
Menurut Gus Yaqut, Shalat Istisqa menjadi bagian dari ikhtiar batin sekaligus bentuk penghambaan kepada Allah SWT.
“Memohon agar Allah menurunkan hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda. Amin,” ujarnya.
Adapun pelaksanaan Shalat Istisqa sama dengan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Sesudah Takbiratul Ihram, melakukan takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali takbir pada rakaat kedua.
Setelah membaca Surat Al-Fatihah dan lainnya, lalu rukuk, sujud hingga duduk tahiyyat kemudian salam.
Khatib lalu menyampaikan khutbah sama seperti khutbah Idul Fitri dan Idul Adha. Khutbah dianjurkan mengajak umat Islam untuk bertobat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.