Connect with us

Internasional

Jejak Tasawuf Ibnu Arabi di Nusantara

Ngaji ilmunya Ibnu Arabi adalah sesuatu yang eksklusif, khusus takhassus. Levelnya santri-santri Ma’had Aly. Dan harus melalui jaringan tarekat dan ada guru atau mursyidnya.

Published

on

Ini contohnya, ini adalah naskah kitab Muntahal Madarik karya Sa’dudin atau Sa’iduddin Muhammad bin Ahmad al-Farghani (wafat 700 H./1300 M). Beliau adalah murid Sadruddin al-Qunawi (wafat 672 H./1273 M); dan yang terakhir ini adalah murid Ibnu Arabi.

Naskah ini disalin dan dikomentari oleh seorang guru tarekat Syathariyah dan Qadiriyah bermazhab Syafi’i asal MInangkabau, kelahiran Sampadang, Kota Tengah, Padang, Naskah ini ditulis di kota suci Madinah hari Rabu 6 Jumadil Awal 1096 H. (10-11 April 1685 M).

Nama ulama Nusantara penulisnya ini: Muhammad Jamaluddin bin Syarafuddin as-Sampadanawi al-Minangkabawi (lihat kolofon).

Naskah ini lalu masuk ke Aceh di abad 18, dan menjadi bahan pengajian takhassus komunitas tarekat. Pas perang Aceh bergolak sejak 1874, naskah ini dirampas dari satu dayah, bersama ratusan naskah2 lainnya, lalu dibawa pegawai Kompeni ke Batavia awal abad 20, dan kini masuk koleksi Perpusnas Jakarta (kode A 426/PNRI)

Kini ada yg memvonis haram baca Ibnu Arabi, tapi tidak pernah ikut tarekat Syathariyah atau Qadiriyah, tidak pernah masuk JATMAN, dan gak pernah nyantri di Ma’had Aly takhassus tasawuf falsafi. … ya rusaklah agama ini…. [KH. Ahmad Baso]

Berita

Resmi Ditutup, Ini Rincian Pemenang MTQ JQHNU 2023

Published

on

Tanah Laut, JATMAN Online – Pimpinan Pusat Jamiyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (PP JQHNU) mengumumkan daftar pemenang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional Ke-9 dan MTQ Internasional Ke-3 di Kota Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Kamis (7/9/2023).

Ketua Umum PP JQHNU KH Saifullah Ma’shum menyampaikan MTQ bukan ajang untuk menunjukkan siapa paling baik dan menang. Lebih dari itu, MTQ adalah sarana untuk melawan beragam konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia.

Oleh karena itu, ia menaruh harapan besar kepada para qari dan qariah untuk dapat menebar alunan Al-Qur’an sampai ke seluruh pelosok Indonesia dan dunia.

“Rangkaian alunan Al-Qur’an dikembangkan di seluruh tanah air bahkan di seluruh dunia,” katanya saat memberikan sambutan penutupan MTQ Nasional Ke-9 dan MTQ Internasional Ke-3 JQHNU.

Dilansir dari NU Online, Kiai Saifullah menegaskan bahwa penyelenggaraan MTQ ini sebagai syiar dalam rangka memperkuat persaudaraan antarbangsa.

“Musabaqah untuk mendengungkan tema kemanusiaan, perdamaian, persaudaraan antarbangsa dan antarmanusia,” ucapnya.

Pengumuman pemenang ini didasarkan pada Surat Keputusan Nomor 01/A/SK/Dewan Hakim/9/2023 yang dibacakan Ustadz Zahid Lukman, Sekretaris Umum PP JQHNU.

Berikut ini daftar pemenang MTQ Internasional dan nasional JQHNU:

MTQ Internasional

Qari Terbaik

1. Sayyeid Musthofa Hussein dari Iran

2. Ahmad Khairi Novandra dari Indonesia

3. Aiman Ridwan dari Malaysia

Qari Harapan

1. Abdul Wadud dari Bangladesh

2. Akrom dari Thailand

3. Ruhul Amin dari India

MHQ 30 Juz Internasional

Hafiz Terbaik

1. Zahran Auzan dari Indonesia

2. Muhammad Jakareya dari Bangladesh

3. Agung dari Indonesia

Hafiz Harapan

1. Iqbal Haris dari Indonesia

2. Furqon dari Thailand

3. Shahrul Hanifi bin Shahrul Yusri dari Malaysia

MTQ Nasional

Qari Terbaik Putra

1. Ahmad Khairi Novandra dari PW JQHNU Sumatra Utara

2. Muhammad Mas’ud dari PW JQHNU Jawa Tengah

3. Shiddiq Min Syafawi dari PW JQHNU Kalimantan Selatan

Qari Harapan Putra

1. Habibi Hasan PW JQHNU Sulawesi Selatan

2. Wahyu Andi Saputra dari PW JQHNU Jawa Barat

3. Tantan Kital Barizo dari PW JQHNU DI Yogyakarta

Qariah Terbaik Putri

1. Dina Andriana dari PW JQHNU Kalimantan Selatan

2. Maesarah dari PW JQHNU Nusa Tenggara Barat (NTB)

3. Yanti Susanti dari PW JQHNU Banten

Qariah Harapan Putri

1. Darmawati Sua dari PW JQHNU Sulawesi Selatan

2. Lusiana Carli dari PW JQHNU Sumatra Selatan

3. Khairul Bariyyah dari Kalimantan Barat

MTQ Qiraah Sab’ah bil Mujawwad Nasional

Qori Terbaik Putra

1. Syahruddin dari PW JQHNU Kalimantan Selatan

2. Baharuddin dari PW JQHNU Sulawesi Selatan

3. H Dede Syamsuddin dari PW JQHNU Jawa Barat

Qari Harapan Putra

1. M Rohani dari PW JQHNU Jawa Tengah

2. Muhammad Iqbal Syaiful dari dari PW JQHNU Sumatera Utara

3. Abdul Minan dari PW JQHNU Lampung

Tilawah Qiraah Sab’ah Bil Mujawwad Putri

Qari’ah Terbaik Putri

1. Nurul Aliyah dari PW JQHNU Kalimantan Selatan

2. Manzilatur Rohmah dari PW JQHNU Jawa Timur

3. Aisopiah dari PW JQHNU Jawa Barat

Qari’ah Harapan Putri

1.Sri Wahyuningsih dari PW JQHNU Sumatera Utara

2. Amelia Yulistina dari PW JQHNU Sumatera Selatan

3. Siti Badiatul dari PW JQHNU Jawa Tengah

MHQ 30 Juz Nasional

Hafiz Terbaik Putra

1. Zahran Auzan dari PW JQHNU Sumatra Utara

2. Agung dari PW JQHNU Sulawesi Selatan

3. Iqbal dari PW JQHNU Jawa Timur

Hafiz Harapan Putra

1. M Ikhsan Mubarok dari PW JQHNU Sulawesi Tengah

2. M Haikal Afdi dari PW JQHNU NTB

3. Zainul Hifzi dari PW JQHNU Kalimantan Selatan

Hafizah Terbaik Putri

1. Aulia Al Husan dari PW JQHNU Sulawesi Selatan

2. Nuriyah dari PW JQHNU Kalimantan Selatan

3. Surotul Muqofah dari PW JQHNU Jawa Tengah

Hafizah Harapan Putri

1. Ummu Nahda dari PW JQHNU Banten

2. Aisy Maziyah dari PW JQHNU DI Yogyakarta

3. Masayu Dewi dari PW JQHNU Jawa Timur

Continue Reading

Berita

Sejukkan Dunia, JQHNU Gelar MTQ Nasional Internasional

Published

on

Tanah Laut, JATMAN Online – Jamiyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) menggelar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke-9 dan Internasional ke-3 di Kota Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Selasa (5/9/2023).

Ketua Pimpinan Pusat JQHNU KH Saifullah Ma’shum mengharapkan MTQ ini menjadi sarana untuk menyejukkan suasana nasional yang tengah ramai isu perpolitikan dan dunia yang didera beragam konflik.

“Dengan MTQ, mudah-mudahan tetap sejuk,” katanya saat memberikan sambutan pada Pembukaan MTQ Nasional ke-9 dan MTQ Internasional ke-3 JQHNU.

Dilansir dari NU Online, terbaik pertama MTQ Internasional Ke-2 JQHNU Ust Salman Amrillah melantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang dibawakan saat pembukaan.

“Hari ini kita mendapatkan suasana sejuk dengan Al-Qur’an,” ujarnya.

Menurutnya, kesejukan MTQ ini juga terjalin dengan terwujudnya kesalingan dalam hubungan persaudaraan sesama Islam (ukhuwwah islamiyyah), persaudaraan sesama bangsa (ukhuwwah wathaniyyah), dan persaudaraan sesama manusia (ukhuwwah insaniyyah).

“MTQ juga telah mengakar di lingkup lokal hingga internasional. Tentu hal ini diharapkan dapat terus menjadi tradisi sampai hari akhir kelak,” jelasnya.

Kiai Saifullah juga menyampaikan tahniah kepada para peserta atas keikutsertaannnya dalam ajang ini. Ia meminta agar menjaga sportivitas dalam berkompetisi.

Sementara itu, Bupati Tanah Laut HM Sukamta membayangkan kegiatan ini dapat diikuti lebih banyak peserta lagi, ia yakin makin banyak qari-qariah yang menjadi teladan dalam membumikan membaca Al-Qur’an.

“Kita tidak akan kesulitan lagi bisa jadi teladan contoh masyarakat sehingga benar-benar membumi di Bumi Kalimantan Selatan ini,” katanya.

Ia juga berharap kegiatan ini dapat semakin membangkitkan semangat mengaji bagi masyarakat Tanah Laut dan Kalimantan Selatan.

Continue Reading

Berita

Pesan Penting Habib Luthfi di Penutupan Muktamar Sufi Internasional

Published

on

Pekalongan, JATMAN Online – Ketua Forum Ulama Sufi Dunia Habib Luthfi bin Yahya menyampaikan pesan penting dalam pidato pada acara penutupan Muktamar Sufi Internasional di Sahid Convention Center Pekalongan pada Kamis (31/8/2023).

Habib Luthfi berpesan kepada ulama tarekat dan sufi membentengi diri sebagai penyejuk di tengah kehausan umat dan degradasi moral dan menipisnya nilai-nilai cinta kebangsaan.

Habib Luthfi mengibaratkan, orang haus maka mencari minum, lapar segera makan. Tapi, ketika hati kita kering kerontang, tidak tumbuh benih-benih cinta dan kasih sayang, maka ulama tarekat dan sufi harus berada di benteng terdepan.

“Obatnya kalimat Laailaahaillah Muhammadar Rasulullah. Bagaimana pun ulama tarekat dan sufi memiliki peranan penting yang memberikan manfaat bagi umat dalam segala aspek kehidupan. Jangan terlalu ribut membicarakan khilafiyah,” kata Habib Luthfi.

Rais ‘Aam Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (JATMAN) ini menjelaskan jika masih ada yang beranggapan bahwa orang yang menggeluti dunia tasawuf hanya berkutat pada urusan akhirat dan takut pada dunia. Pemahaman seperti ini menurutnya tidak tepat dan perlu untuk diluruskan.

“Sekarang sangat diperlukan sekali, apa sebenarnya tasawuf tersebut. Kemungkinan masih banyak memahami dalam dunia tasawuf kalau orang tasawuf itu pandainya duduk, pandainya memutar tasbih, kurang peduli, sehingga jarang orang yang mau masuk tasawuf karena orang kalau sudah masuk tasawuf takut kepada dunia,” jelasnya.

Menurutnya, pemahaman-pemahaman ini perlu diluruskan apa sebenarnya tasawuf. Tasawuf adalah pembersih. Tazkiyatil qulub, bagaimana hati kita selalu bersih. Kalau kita secara lahir, kita mandi ada airnya, tayamum ada debunya, mau cuci muka ada airnya.

“Kita setiap hari tidak lepas dari membersihkan fisik. Dari mulai mandi sampai wudlu sampai cuci muka. Tapi kapan kita akan membersihkan hati? Dengan apa cara membersihkan hati? Jelas peranan tarekat di sini sangat diperlukan sekali. Yang tidak terlepas dalam dunia tarekat ada tazkiyatil qulub, untuk membersihkan hati dari penyakit-penyakit yang luar biasa,” ucapnya.

Tasawuf adalah pembersih hati seperti halnya wudhu dan mandi yang membersihkan fisik. Tasawuf membersihkan hati dari penyakit hati seperti hasud, takabbur, dengki, dan penyakit senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang.

“Mungkin senang kalau melihat negara ini pecah belah, rakyat tidak akur, ramai, dan gembira sekali. Ini penyakit-penyakit hati yang sangat mengerikan,” jelasnya.

Habib Luthfi juga mengingatkan bahwa ulama tasawuf juga mampu ikut serta dalam pembangunan berbagai sektor mulai ekonomi, pertanian, sampai dengan ketahanan dan pertahanan nasional.

“Pasti ulama-ulama di manapun negara ini, dengan cintanya kepada tanah airnya, pasti akan menjadi contoh yang luar biasa,” paparnya.

Dengan hal ini, Habib Luthfi menyampaikan maka kemandirian akan terwujud di berbagai aspek kehidupan dengan menumbuhkan berbagai langkah yang memberi maslahat kepada umat. “Mampu tangan di atas, bukan tangan di bawah,” tegasnya.

Sehingga, Habib Luthi menegaskan kembali bahwa ulama tasawuf bukan hanya mengurusi akhirat saja dengan duduk dan memutar tasbih namun ternyata ahli tasawuf bisa menjadi ahli ekonom, ahli pertanian, dan ahli di bidang ilmu-ilmu lainnya.

“Ulama tasawuf seorang pecinta tanah airnya yang luar biasa yang selalu menjadi pemuka paling terdepan untuk mempersatukan umat dan mempersatukan bangsa ini,” ungkapnya.

Continue Reading

Facebook

Arsip

Trending