Depok, JATMAN Online – Secara etimologi, haul berarti satu tahun. Secara istilah, bermakna peringatan yang diadakan setahun sekali bertepatan dengan wafatnya tokoh masyarakat.
Haul bertujuan untuk mengenang jasa orang yang sudah tiada dan sebagai pengingat kematian, Rasulullah Saw mengingatkan kita كفى بالموت واعظا
“Cukuplah kematian menjadi nasehat (mau’idhah) (bagi Anda)”.
Kematian adalah nasehat yang tidak bicara. Dan nasehat yang berbicara adalah Al-Qur’an.
Al-Magfurlah KH. Achmad Sjaichu meninggal dunia pada 04 Januari 1995, beliau merupakan tokoh Islam International, tercatat sebagai presiden Dewan Pusat Organisasi Islam Asia Afrika (OIAA) dalam konferensinya yang pertama di Bandung, tanggal 6-14 Maret 1965.
Di Organisasi Nahdlatul Ulama Al-Magfurlah KH. Achmad Sjaichu pernah menjadi salah seorang ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), sampai tahun 1979.
Al-Magfurlah KH. Achamad Sjaichu mendirikan Lembaga Dakwah Ittihadul Muballigin pada tahun 1979. Dan sebagai cita-cita beliau terakhir yakni mendirikan Pesantren Al-Hamidiyah Depok pada tahun 1988. sebagai tempat pembentukan pengkaderan santri yang siap berdakwah di masyarakat. Menyebarkan Islam ala Ahlusunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah.
Pada acara peringatan Haul ini, selaku Ketua panitia Ust. Syifa Zakaria mengundang para santriwan dan santriwati yang masih liburan di rumah masing-masing untuk hadir di Zoom Meeting. Pembacaan Yasin, Tahlil dan Dzikir oleh Santri kelas XII Rizwan.
Pada saat yang sama hadir untuk menyampaikan testimoni oleh Ust Nur Fadhilah Rais Ketua IKAH (Ikatan Keluarga Alumni Al-Hamidiyah), bahwa santri hendaknya dapat meneladani sosok dari Ketokohan Al-Magfurlah, yakni beliau sebagai disegani, berwibawa, memiliki Kharisma sebagai pribadi mulia.
“Al-Magfurlah sebagai Ulama yang disegani memiliki pergaulan yang luas baik kepada para Kiai maupun Habaib, beliau sebagai tokoh yang dermawan, dengan hartanya banyak membantu untuk perjuangan Umat Islam, beliau sebagai yang alim dan berkahlak mulia,” Ujar Alumni 26.
Hadir menyampaikan testimoni oleh Ust. Saiful Anam Rausin, M. Pd, hendaknya para santri mengetahui siapa Al-Magfurlah Pendiri Pesantren Al-Hamidiyah, ketika kita tahu dari sosok KH Achmad Sjaichu maka kita akan merasakan keberkahan dan akan merasakan kebanggaan sebagai santri baliau.
Dari sosok beliau kita dapat ambil pelajaran dengan 3W. yang pertama adalah Wasiat beliau bahwa santri harus bangga dengan kesantriannya, santri haruslah bisa segala-galanya dan siap menjadi pemberi manfaat, faidah untuk masyarakat. Yang kedua yaitu Warisan, santri haruslah mengetahui sebaik-baiknya warisan adalah ilmu. Dari Pesantren Al-Hamidiyah inilah kita akan mendapatkan Ilmu yang berkah dan manfaat untuk kehidupan kita. Ketiga adalah Wasilah, dengan keberadaan beliau sebagai perantara, kita sebagai santri dapat merasakan keberkahan dari ilmu dan ketokohan beliau.
“Saya bangga dapat menjadi santri Al-Magfurlah sehingga dapat merasakan keberkahan dari ketokohan beliau, saya sebagai santri sampai ke Istana Negara untuk pembacaan doa berkah wasilah beliau,” Pungkas Wakil Sekretaris PWNU Jakarta.
Acara diakhiri dengan pembacaan doa oleh Drs. KH. Ahmad Mahfudz Anwar, MA Selaku Ketua Majelis Ta’lim Pesantren Al-Hamidiyah Depok.
Acara dihadiri oleh Zuriyah Al-Magfurlah KH Achmad Sjaichu, civitas Pesantren, para santri, Alumni, pengurus Nahdlatul Ulama se-Jabodetabek. (red. Abdul Mun’im Hasan)