Connect with us

Berita

Haul Jenderal Soedirman dan Tausyiah Kebangsaan di Kab Purbalingga

Published

on

Purbalingga, JATMAN Online – Pemerintah Daerah (Pemda) Purbalingga menggelar Taushiyah Kebangsaan dan Haul Penglima Besar Jenderal Soedirman di alun-alun Kabupaten Purbalingga, pada Rabu (31/8).

Kegiatan tersebut sebagai penutup rangkaian Peringatan HUT Ke-77 Kemerdekaan RI bulan Agustus di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Haul kali ini dihadiri oleh Sekretaris Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) H. Hasbullah Ahmad, Habib Haedar Assegaf, dan Habib Ali Al Attas.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Purbalingga, meskipun kali ini bukan akhir pekan akan tetapi antusiasme masyarakat menghadiri kegiatan keagamaan tetap tinggi.

“Artinya masyarakat Purbalingga selalu haus akan ilmu agama. Apresiasi yang tinggi kepada seluruh masyarakat Purbalingga yang telah sengkuyung mengikuti rangkaian kegiatan di bulan kemerdekaan” ujarnya.

Bupati tak bosan mengajak masyarakat untuk mensyukuri nikmat kemerdekaan yang sudah dirasakan selama 77 tahun ini.

Ia juga mengungkapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah turut mensukseskan sejumlah rangkaian kegiatan di Bulan Kemerdekaan ini. Pada kesempatan ini, telah diselenggarakan dua kegiatan Festival Jenderal Soedirman.

Pertama, Kirab Tandu Divisi Soedirman dan Khaul Panglima Besar Jenderal Soedirman. Salah satu tujuan festival ini adalah untuk selalu mengingatkan masyarakat akan sejarah perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam memperjuangkan kemerdekaan RI.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawan-pahlawannya,” katanya.

Bupati Tiwi mengingatkan kepada masyarakat Purbalingga agar tidak melupakan sejarah. Terlebih di Purbalingga pernah lahir seorang pahlawan nasional yang dikenal luas tidak hanya di Indonesia akan tetapi juga di luar negeri.

“Kegiatan ini ditujukan juga untuk bagaimana masyarakat di luar sana bahwa Purbalingga ini Bumi Soedirman, tempat lahir beliau, ” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Anggota Wantimpres, H Hasbullah Ahmad, dalam tausiyahnya menjelaskan tujuan diselenggarakan haul ini, di samping mengenang jasa pahlawan nasional Jenderal Soedirman, juga sebagai tanda syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

“Kita bisa melihat sepak terjang beliau dalam perjuang bangsa ini, yang secara tidak langsung saat ini kita dididik beliau agar kita generasi penerus menjadi orang yang pandai berterima kasih kepada jasa-jasa semua pahlawan yang telah mendahului kita,” ucapnya.

Kegiatan haul, menurutnya juga merupakan upaya untuk mendoakan Jenderal Soedirman yang telah wafat agar mendapatkan rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Mudir Sabi’ Idarah Aliyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah al Mu’tabarah ini menjelaskan bendera Merah Putih milik RI memiliki makna yang luar biasa. Ia pun mengajak untuk tidak terpengaruh oleh oknum yang mengharamkan hormat kepada bendera.

“Padahal bendera adalah alat pemersatu bangsa kita. Guru kita Habib Luthfi sering mendengungkan,  bendera Merah Putih memang tanpa tulisan sedikitpun, tapi punya jiwa, punya ruh, di mana di dalam bendera tersebut ada kekuatan yang mempersatukan kita, di dalamnya ada kehormatan bangsa ada jati diri bangsa,” ungkapnya.

Berita

Hadiri Ngaji Bulanan Pesma Daarusshohabah, Kiai Nafi Jelaskan Pentingnya Tasawuf

Published

on

Jakarta, JATMAN Online – Khodimut Thariqah Naqsabandiyah KH. Ahmad Nafi menjelaskan setelah tarbiyah syariat, selanjutnya tarbiyah qulub. Ilmu tasawuf, memperbaiki nafsu, membuka hijab. Orang yang sudah bersyariat, berfiqih, bertasawuf maka itulah orang yang sampai pada hakikat.

“Hakikat adalah sempurnanya iman. Yakni, dalam kitab Lathoiful Isyaroh, hidupnya kalbu bersama Allah kapanpun, dimanapun, dengan siapapun. Kita tidak hanya mencegah hawa nafsu saat ibadah, tapi saat dalam pekerjaan,” kata Kiai Nafi saat mengadiri Pengajian Bulanan di Pesantren Mahasiswa Daarusshohabah, Jalan Pemuda Asli II No. 20 RT 03/03, Rawamangun, DKI Jakarta, Kamis (14/09/2023).

Pengasuh PP Raden Rahmat Sunan Ampel Jember ini menyampaikan kalau baik dengan orang yang baik itu wajar. Kalau hati bersih, ketemu orang maksiat atau buruk atau kriminal saja selalu husnuzon.

“Gimana caranya bersih hati? Kita harus tawadlu berhadapan dengan orang maksiat. Itu diterangkan dalam kitab Nasoihul ibad, caranya lihatlah bahwa rahmat Allah mungkin diberikan pada siapapun yang dikehendaki-Nya, sekalipun manusia itu ahli maksiat. Jika dia mendapat hidayah, bisa husnul khatimah. Kita tidak bisa menjamin bisa husnul khotimah,” jelasnya.

“Bencilah pada perilakunya, jangan benci pada orangnya. Ketika kita tidak bisa tawadlu, berarti ada kesombongan dalam hati,” tambahnya.

Menurut Kiai Nafi, cita-cita mulia adalah baik di dunia dan akhirat, tercegah dari neraka, masuk surga tanpa melihat neraka, tanpa hisab. Gimana caranya? Jadilah orang-orang pilihan Allah. Jadilah orang-orang yang shalih (ibadah dan muamalah).

“Ibadah jangan jasmani saja, isi juga dengan ruhaniyah, sambung dengan Nur Nabi, yakni sambunglah dengan orang-orang yang menjadi jalan menuju Allah. Jadilah orang yang bisa menjadi sahabat terbaik bagi semua orang,” ungkapnya.

Continue Reading

Berita

Sebarluaskan Tarekat, JATMAN Jateng dan DIY Gelar Manaqib Kubra

Published

on

Semarang, JATMAN Online – Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al Mu’tabaroh an Nahdliyyah (JATMAN) Idaroh Wustho Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY) menggelar Manaqib Kubro di Pondok Pesantren Al-Mukhlisin Nyatnyono, Ungaran, Semarang, Sabtu (9/9/2023).

Manaqib Kubro, Istighosah, Bahtsul Masail, Temu Mursyid, dan Pengajian Akbar murupakan kegiatan rutin keliling 6 bulan sekali di 41 Syu’biyyah yang ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Manaqib Kubro ini turut dihadiri oleh perwakilan pengurus Idarah Aliyyah, pengurus Idarah Wustho Jateng dan DIY, Pengurus Syu’biyyah, para masyaikh dan habaib, serta TNI – Porli setempat dan tamu undangan lainnya.

Menurut Mudir JATMAN Jateng KH Ahmad Sa’id Lafif, Musyawarah Idaroh Wustho merupakan program JATMAN yang rutin dilakukan satu tahun dua kali.

“Program ini akan berkelanjutan terus menerus merupakan bagian Khidmah kita terhadap Thoriqoh.Musyawarah Idharoh Wustho ini bentuk komunikasi yang baik, sehingga menjalankan JATMAN Jateng berkembang pesat memberikan manfaat bagi masyarakat luas,’’ katanya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal JATMAN Idaroh Aliyyah KH. Mashudi dalam sambutannya menyampaikan atas nama JATMAN Idaroh Aliyyah mengapresiasi kegiatan pengajian akbar dan manaqib kubro ini

“Sejak pagi sampai sekarang dengan pengajian akbar dan tadi kita mengikuti bersama-sama maulidurrasul, kami yakin bahwa ini adalah arena untuk menjadikan majelis ini majelis yang mubarak. Sepulang dari mejelis ini semuanya diberkahi oleh Allah subhanahu wa ta’ala,” katanya.

Kiai Mashudi menjelaskan mejelis seperti inilah yang dikemas dan dikawal oleh JATMAN menjadi salah satu ngerem datangnya kiamat.

“Tidak akan terjadi kiamat selagi masih ada orang yang wirid dzikir Allah, Allah, Allah. Itulah garapan dari JATMAN, mengistiqomahkan wirid. Jadi, barangsiapa yang diberikan kekuaran berdzikir maka yang bersangkutan akan diberi tanda-tanda kewalian,” jelasnya.

“Jadi, JATMAN itu bukan hanya diikuti oleh bapak-bapaknya saja tapi ibu-ibunya juga berthoriqoh. Polisi berthoriqoh, tantara berthoriqoh. Mari kita do’akan dengan didampingi TNI-POLRI JATMAN semakin besar. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin,” tambahnya.

Mudah-mudahan majelis ini, lanjutnya, menjadikan kita semakin cinta kepada Rasululah shalallahu ‘alaihi wassalam. Ketika kita berkhidmah kepada Allah maka segala sesuatu akan tunduk kepada kita.

“Itulah sebabnya JATMAN sedang mengembangkan salah satu lajnah, yaitu lajnah Wathonah (Wanita Thoriqoh an Nahdliyyah). Kemudian lajnah MATAN (Mahasiswa Ahlith Thoriqoh al Mu’tabah an Nahdliyyah),” paparnya.

“Mudah-mudahan semua program yang sudah direncanakan oleh Idarah Aliyyah berserta Idaroh Wustho, Syu’biyyah, Ghusniyyah, dan Sa’afiyyah Se-Indonesia dimudahakan Allah dan akhirnya JATMAN menjadi jam’iyyah salah satu yang bisa mengamankan Indonesia yang kita cintai ini, menjadi Indonesia semakin hebat dan maju,” ungkapnya.

Continue Reading

Berita

Gus Yaqut Ajak Umat Islam Gelar Shalat Istisqa

Published

on

By

Jakarta, JATMAN Online – Seiring dengan kemarau panjang yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, yang membuat sejumlah wilayah mengalami kekeringan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) mengajak umat Islam untuk menggelar Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan.

“Kementerian Agama mengajak umat Islam untuk melaksanakan Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan,” kata Gus Yaqut di Jakarta, Jumat (15/09).

Ia mengatakan sesuai dengan namanya, al-istisqa’, adalah meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya). Para ulama fikih mendefinisikan Shalat Istisqa sebagai shalat sunah muakkadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan.

Shalat Istisqa pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW, seperti yang dikisahkan lewat hadis riwayat Abu Hurairah RA.

Menurut Gus Yaqut, Shalat Istisqa menjadi bagian dari ikhtiar batin sekaligus bentuk penghambaan kepada Allah SWT.

“Memohon agar Allah menurunkan hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda. Amin,” ujarnya.

Adapun pelaksanaan Shalat Istisqa sama dengan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Sesudah Takbiratul Ihram, melakukan takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali takbir pada rakaat kedua.

Setelah membaca Surat Al-Fatihah dan lainnya, lalu rukuk, sujud hingga duduk tahiyyat kemudian salam.

Khatib lalu menyampaikan khutbah sama seperti khutbah Idul Fitri dan Idul Adha. Khutbah dianjurkan mengajak umat Islam untuk bertobat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.

Continue Reading

Facebook

Arsip

Trending