Connect with us

Tatap Redaksi

Habib Luthfi Tetap Khidmah di NU

Published

on

Jakarta, JATMAN Online – Ramai diperbincangkan oleh warga nahdliyyin khususnya muhibbin Abah Luthfi—panggilan dari Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya—soal mundurnya beliau dari Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2022-2027 melalui pesan singkat Whatsapp, Sabtu (15/1).

Assalamu ‘alaikum Wr Wb.

Dengan hormat tolong sampaikan kepada rois syuriyah bahwa saya habib Muhammad lutfi bin Ali bin Yahya mengundurkan diri dari jabatan musytasyar NU 2022-2027. Seandainya sebelumnya ada pemberitahuan pun saya tetap mengundurkan diri.

Terima kasih dan mohon maaf.

Wassalamu ‘alaiku Wr Wb.

Pekalongan,Sabtu 15 Januari 2022.

Hormat kami

Habib Muhammad lutfi bin Ali bin Yahya.

Kabar ini dibenarkan Sekretaris Jenderal Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (JATMAN) Dr. KH. Mashudi, M.Ag. “WA tersebut betul adanya. Mari kita doakan Beliau tetep sehat untuk menuntun umat,” ujarnya melalui keterangan whatsapp pribadi kepada Tim JOL, Minggu (16/1).

Menurutnya, alasan Habib Luthfi mengundurkan diri yakni agar lebih fokus mengendalikan JATMAN dan fokus memimpin World Sufi Union.

“Beliau ingin fokus mengandalikan JATMAN agar tetap menjadi ruh nya NU dan fokus Pemimpin World Sufi Union,” tutur Kiai Mashudi.

Selain itu, dibenarkan juga oleh Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah). Gus Miftah mendapatkan informasi langsung dari Asisten Habib Luthfi, Ustaz Samlawi.

“Saya dapat informasi itu dari asisten Abah Luthfi, Ustaz Samlawi dan saya konfirmasi kebenarannya beliau menyatakan itu valid,” ucap Gus Miftah, Sabtu (15/1).

Hal ini seharusnya tidak menjadi pertanyaan bagi warga NU khususnya Muhibbin Abah Luthfi, bahwasannya dianggap wajar Abah Luthfi mundur dari jabatan tersebut. karena, Pertama, Habib Luthfi bin Yahya merupakan Rais ‘Am JATMAN yang merupakan Banom NU. Sudah pasti AbahLuthfi tetap khidmah di NU.

Kedua, Abah Luthfi sebagai pemimpin ulama sufi dunia (World Sufi Union). Hal ini menjadi tugas besar Abah untuk melanjutkan perjuangan dalam mendakwahkan Thoriqah untuk umat dunia khususnya Indonesia.

Ketiga, Abah Luthfi, baru-baru ini ditunjuk sebagai ketua Kelompok Ahli BNPT yang mana tugas ini cukup besar diemban Abah Luthfi dalam menangkal dan mencegah radikalisme di Indonesia.

Seperti yang dikatakan Sekjend JATMAN Kiai Mashudi kepada Tim JATMAN Online, “Kita sebagai murid dan muhibbin Maulana Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, mari kita doakan beliau selalu sehat agar senantiasa menuntun kita dan umat Islam di Indonesia,” pesannya.

Tatap Redaksi

Menghidupkan Gusdur ala Gus Yahya untuk NU

Published

on

Perhelatan Muktamar ke-34 NU telah usai dilaksanakan. Kini saatnya Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dengan ketua umum baru KH. Cholil Yahya Tsaquf (Gus Yahya) melanjutkan perjuangan yang telah dibangun Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, MA. yang telah memberikan banyak kontribusi dalam membangun dan memajukan NU. baik dari SDM maupun infrasturkur yang dimiliki NU saat ini.

Nu yang dulu dianggap jumud oleh beberapa kalangan, dikarenakan ketradisionalannya, kini tak lagi pantas disematkan untuk organisasi masyarakat terbesar di Indonesia ini. Atau bisa dikatakan NU yang dulu bukanlah NU yang sekarang, yang melakukan progresifitas fikrah (gerakan) modern baik sosial, ilmu pengetahuan, politik maupun budaya.

Hal ini tak terlepas dari gebrakan sosok KH Abdurrahman Wahid (Gusdur) Ketua Umum PBNU periode 1984-1999 yang membawa NU menjadi organisasi berintegritas, maju dan modern. Beliau juga memperkenalkan konsep tawasuth, tasamuh, dan tawazun kepada masyarakat dengan mengedapankan kemanusiaan.

Dari sini, Gus Yahya yang merupakan salah satu orang terdekat Gusdur atau sering dikatakan murid ideologis Gusdur seperti halnya Kiai Said, ia ingin menghidupkan lagi nilai-nilai gusdur di tubuh NU.

“Visi saya untuk memimpin NU ini adalah menghidupkan Gusdur. Ini saya sudah nyatakan berulang-ulang. Jadi saya sampaikan kepada PWNU, PCNU se-Indonesia bahwa apa yang ingin saya lakukan yaitu visi saya dalam memimpin NU lima tahun ke depan ini bisa dinyatakan dengan sikap menghidupkan Gusdur,” kata Gus Yahya dalam jumpa pers, Kamis 23 Desember 2021 lalu.

Pertanyaannya, Visi lima tahun PBNU ke depan dengan jargon menghidupkan Gusdur ala Gus Yahya ini adalah Sembilan Nilai Utama Gusdur?

Jika iya, hal ini merupakan gagasan besar dan membutuhkan kekuatan besar bagi PBNU yang dinahkodai Gus Yahya ini untuk merealisasikan PBNU dengan Nilai Utama Gusdur.

Kami Tim Redaksi JOL mendoakan, semoga Gus Yahya mampu membawa dan menghidupkan kembali nilai-nilai utama Gusdur di tubuh NU seperti halnya Gusdur dengan nilai-nilainya ia mampu membawa NU menjadi bermartabat, intergitas, modern dan moderat hingga saat ini kita rasakan.

Perlu diketahui, ada sembilan nilai utama Gusdur yang ditulis oleh Nur Khalik Ridwan dalam bukunya Ajaran-Ajaran Gusdur, yang mana nilai-nilai utama itu diterjemahkan melalui satu paragraf yang ringkas, padat, substantif, dan komprehensif. Seperti tertulis sebagai berikut:

  • Ketauhidan

Ketauhidan bersumber dari keimanan kepada Allah sebagai yang Maha Ada, satu-satunya Dzat hakiki yang Maha Cinta Kasih, yang disebut dengan berbagai nama. Ketauhidan didapatkan lebih dari sekadar diucapkan dan dihafalkan, tetapi juga disaksikan dan disingkapkan. Ketauhidan menghujamkan kesadaran terdalam bahwa Dia adalah sumber dari segala sumber dan rahmat kehidupan di jagad raya. Pandangan ketauhidan menjadi poros nilai-nilai ideal yang diperjuangkan Gus Dur melampaui kelembagaan dan birokrasi agama. Ketauhidan yang bersifat ilahi itu diwujudkan dalam perilaku dan perjuangan sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan dalam menegakkan nilai-nilai kemanusiaan.

  • Kemanusiaan

Kemanusiaan bersumber dari pandangan ketauhidan bahwa manusia adalah mahluk Tuhan paling mulia yang dipercaya untuk mengelola dan memakmurkan bumi. Kemanusiaan merupakan cerminan sifat-sifat ketuhanan. Kemuliaan yang ada dalam diri manusia mengharuskan sikap untuk saling menghargai dan menghormati. Memuliakan manusia berarti memuliakan Penciptanya, demikian juga merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan Tuhan Sang Pencipta. Dengan pandangan inilah, Gus Dur membela kemanusiaan tanpa syarat.

  • Keadilan

Keadilan bersumber dari pandangan bahwa martabat kemanusiaan hanya bisa dipenuhi dengan adanya keseimbangan, kelayakan, dan kepantasan dalam kehidupan masyarakat. Keadilan tidak sendirinya hadir di dalam realitas kemanusiaan dan karenanya harus diperjuangkan. Perlindungan dan pembelaan pada kelompok masyarakat yang diperlakukan tidak adil, merupakan tanggungjawab moral kemanusiaan. Sepanjang hidupnya, Gus Dur rela dan mengambil tanggungjawab itu, ia berpikir dan berjuang untuk menciptakan keadilan di tengah-tengah masyarakat.

  • Kesetaraan

Kesetaraan bersumber dari pandangan bahwa setiap manusia memiliki martabat yang sama di hadapan Tuhan. Kesetaraan meniscayakan adanya perlakuan yang adil, hubungan yang sederajat, ketiadaan diskriminasi dan subordinasi, serta marjinalisasi dalam masyarakat. Nilai kesetaraan ini, sepanjang kehidupan Gus Dur, tampak jelas ketika melakukan pembelaan dan pemihakan terhadap kaum tertindas dan dilemahkan, termasuk di dalamnya adalah kelompok minoritas dan kaum marjinal.

  • Pembebasan​​​​​​​

Pembebasan bersumber dari pandangan bahwa setiap manusia memiliki tanggungjawab untuk menegakkan kesetaraan dan keadilan, untuk melepaskan diri dari berbagai bentuk belenggu. Semangat pembebasan hanya dimiliki oleh jiwa yang merdeka, bebas dari rasa takut, dan otentik. Dengan nilai pembebasan ini, Gus Dur selalu mendorong dan memfasilitasi tumbuhnya jiwa-jiwa merdeka yang mampu membebaskan dirinya dan manusia lain.

  • Kesederhanaan​​​​​​​

Kesederhanaan bersumber dari jalan pikiran substansial, sikap dan perilaku hidup yang wajar dan patut. Kesederhanaan menjadi konsep kehidupan yang dihayati dan dilakoni sehingga menjadi jati diri. Kesederhanaan menjadi budaya perlawanan atas sikap berlebihan, materialistis, dan koruptif. Kesederhanaan Gus Dur dalam segala aspek kehidupannya menjadi pembelajaran dan keteladanan.

  • Persaudaraan

Persaudaraan bersumber dari prinsip-prinsip penghargaan atas kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, dan semangat menggerakkan kebaikan. Persaudaraan menjadi dasar untuk memajukan peradaban. Sepanjang hidupnya, Gus Dur memberi teladan dan menekankan pentingnya menjunjung tinggi persaudaraan dalam masyarakat, bahkan terhadap yang berbeda keyakinan dan pemikiran.

  • Keksatriaan​

Keksatriaan bersumber dari keberanian untuk memperjuangkan dan menegakkan nilai-nilai yang diyakini dalam mencapai keutuhan tujuan yang ingin diraih. Proses perjuangan dilakukan dengan mencerminkan integritas pribadi: penuh rasa tanggung jawab atas proses yang harus dijalani dan konsekuensi yang dihadapi, komitmen yang tinggi serta istiqomah. Keksatriaan yang dimiliki Gus Dur mengedepankan kesabaran dan keikhlasan dalam menjalani proses, seberat apapun, serta dalam menyikapi hasil yang dicapainya.

  • Kearifan Tradisi

Kearifan tradisi bersumber dari nilai-nilai sosial-budaya yang berpijak pada tradisi dan praktik terbaik kehidupan masyarakat setempat. Kearifan tradisi Indonesia di antaranya berwujud pada dasar negara Pancasila, Konstitusi UUD 1945, prinsip Bhineka Tunggal Ika, serta seluruh tata nilai kebudayaan Nusantara yang beradab. Gus Dur menggerakkan kearifan tradisi dan menjadikannya sebagai sumber gagasan dan pijakan sosial-budaya-politik dalam membumikan keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan, tanpa kehilangan sikap terbuka dan progresif terhadap perkembangan peradaban.

Continue Reading

Facebook

Arsip

Trending